Penulisan lirik lagu tidak bisa dilepaskan dari pemaknaan terhadap peristiwa kehidupan, sosial, dan budaya yang melingkupinya. Lirik lagu sering kali merefleksikan pengalaman pribadi, situasi sosial, atau kondisi budaya tertentu yang dihadapi oleh penulisnya. Oleh karena itu, lirik lagu memiliki pemaknaan yang kaya dan dapat dikaji lebih jauh, terutama dengan menggunakan teori-teori yang memungkinkan penggalian makna yang lebih komprehensif. Makalah ini menyajikan analisis lirik lagu “Lingkaran Aku Cinta Padamu” karya Iwan Fals dan Sawung Jabo menggunakan perspektif hermeneutika Hans-Georg Gadamer dengan pendekatan kualitatif interpretatif. Penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam mengenai bagaimana elemen-elemen hermeneutika Gadamer—seperti konsep historis, dialektis, prasangka, dan penggunaan bahasa—berkontribusi dalam penafsiran lirik lagu tersebut. Konsep historis membantu untuk mengungkap bagaimana konteks sosial dan budaya masa lalu membentuk makna lirik, sementara dialektika mengeksplorasi bagaimana interaksi antara teks dan pembaca menghasilkan interpretasi yang dinamis. Prasangka digunakan untuk mengetahui bagaimana pandangan pribadi dan latar belakang pendengar mempengaruhi pemahaman mereka terhadap lirik, sedangkan penggunaan bahasa dianalisis untuk menilai bagaimana pilihan kata serta struktur linguistik mempengaruhi makna. Hasil analisis menunjukkan bahwa lirik lagu “Lingkaran Aku Cinta Padamu” karya Iwan Fals dan Sawung Jabo dapat dipahami secara lebih mendalam melalui perspektif hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Pendekatan hermeneutika Gadamer memungkinkan pemahaman yang lebih komprehensif dengan mempertimbangkan konteks historis, dialektis, prasangka, dan penggunaan bahasa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas perspektif dalam analisis lirik lagu dan memberikan kontribusi pada kajian sastra Indonesia dengan menunjukkan relevansi pendekatan hermeneutika dalam memahami karya musik secara mendalam.