Akmal Haris, Mohammad
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Etika Politik dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam Akmal Haris, Mohammad; Sapari, Sapari
TSAQAFATUNA : Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 6 No. 2 (2024): Strategi Pembelajaran Pendidikan Islam: Membangun Karakter dan Kompetensi Relig
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Buntet Pesantren Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54213/tsaqafatuna.v6i2.501

Abstract

Tantangan yang sering dihadapi dalam menerapkan Pendidikan Agama Islam sebagai fondasi etika politik beberapa di antaranya adalah dualisme sistem pendidikan, di mana di beberapa negara, terdapat pemisahan antara pendidikan agama dan pendidikan umum, yang menyebabkan nilai-nilai agama Islam tidak selalu diintegrasikan dalam pendidikan politik. Kedua, pragmatisme politik, dalam praktik politik yang sering kali pragmatis, penerapan nilai-nilai etika agama Islam bisa menjadi tantangan, terutama ketika kekuasaan menjadi tujuan utama. Ketiga, globalisasi dan sekularisme, tantangan globalisasi dan sekularisme sering kali mendorong masyarakat untuk menjauh dari nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan publik dan politik, sehingga Pendidikan Agama Islam perlu beradaptasi dengan konteks modern tanpa kehilangan esensinya. Kajian tentang etika politik dalam perspektif Pendidikan Agama Islam ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk memahami fenomena secara mendalam berdasarkan interpretasi dan makna yang terkandung dalam ajaran Islam serta penerapannya dalam konteks politik. Langkah-langkah umum dalam pendekatan kualitatif tersebut antara lain melalui kajian literatur, mengkaji secara mendalam sumber-sumber primer (Al-Qur’an dan Hadis) serta literatur sekunder (pendapat para ulama, buku, jurnal) tentang etika politik dalam Islam. Kemudian analisis isi (content analysis), menganalisis teks-teks ajaran agama Islam yang relevan dengan etika politik, seperti prinsip keadilan, amanah, syura, dan maslahat. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan landasan penting dalam pembentukan etika politik yang berkarakter dan bermoral. Melalui Pendidikan Agama Islam, individu dan masyarakat dibentuk untuk memahami nilai-nilai keadilan, kejujuran, tanggung jawab, dan amanah yang menjadi dasar dari politik yang beretika. Pendidikan Agama Islam tidak hanya membentuk pemimpin yang berintegritas, tetapi juga mendorong partisipasi politik yang sehat dan bertanggung jawab di kalangan masyarakat.
TRANSFORMASI PERAN PEREMPUAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL Akmal Haris, Mohammad
Jurnal Fakultas Ilmu Keislaman UNISA Kuningan Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Fakultas Ilmu Keislaman UNISA Kuningan
Publisher : Jurnal Fakultas Ilmu Keislaman UNISA Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Transformasi peran perempuan dalam Pendidikan Agama Islam telah mengalami perkembangan signifikan di Era Digital. Teknologi digital, dengan hadirnya platform pendidikan online, media sosial, dan aplikasi berbasis agama, telah membuka peluang bagi perempuan Muslim untuk berperan lebih aktif sebagai pendidik, peserta didik, dan agen perubahan dalam penyebaran ilmu agama Islam. Di masa lalu, keterbatasan ruang sosial dan budaya seringkali menghalangi partisipasi perempuan dalam pendidikan agama secara formal, terutama di masyarakat yang masih memegang kuat nilai-nilai patriarki. Namun, dengan adanya kemajuan teknologi, perempuan kini dapat mengakses dan berbagi pengetahuan keagamaan dari berbagai tempat dan melalui berbagai medium digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana peran perempuan dalam Pendidikan Agama Islam telah bertransformasi di Era Digital, serta untuk memahami peluang dan tantangan yang dihadapi. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital memberikan akses lebih luas kepada perempuan untuk mendapatkan pendidikan agama, serta mendorong partisipasi aktif mereka dalam penyebaran pengetahuan keagamaan. Namun, penelitian ini juga menemukan adanya hambatan seperti keterbatasan akses teknologi, literasi digital yang rendah, dan resistensi budaya terhadap peran perempuan dalam pendidikan agama di beberapa komunitas. Melalui kajian ini, disimpulkan bahwa teknologi digital telah berperan penting dalam mendorong kesetaraan gender dalam Pendidikan Agama Islam, namun perlu adanya peningkatan literasi digital dan pemahaman sosial yang lebih inklusif untuk mengatasi hambatan yang masih ada. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkuat peran perempuan dalam Pendidikan Agama Islam di Era Digital dan memajukan upaya pemberdayaan perempuan dalam konteks pendidikan keagamaan. Kata Kunci: Transformasi, Perempuan, Pendidikan Agama Islam, dan Era Digital   Abstract The transformation of women’s roles in Islamic Religious Education has undergone significant developments in the digital era. Digital technology, with the presence of online education platforms, social media, and religious-based applications, has opened up opportunities for Muslim women to play a more active role as educators, learners, and agents of change in the dissemination of Islamic religious knowledge. In the past, limitations of social and cultural space often hindered women’s participation in formal religious education, especially in societies that still strongly uphold patriarchal values. However, with advances in technology, women can now access and share religious knowledge from various places and through various digital media. This study aims to explore how women's roles in Islamic Religious Education have transformed in the digital era, as well as to understand the opportunities and challenges faced. This study uses a qualitative approach with a literature review method. The results show that digital technology provides women with wider access to religious education, as well as encourages their active participation in the dissemination of religious knowledge. However, this study also found obstacles such as limited access to technology, low digital literacy, and cultural resistance to women's roles in religious education in some communities. Through this study, it is concluded that digital technology has played an important role in promoting gender equality in Islamic Religious Education, but there is a need for increased digital literacy and more inclusive social understanding to overcome the remaining obstacles. This study is expected to contribute to strengthening the role of women in Islamic Religious Education in the Digital Era and advancing efforts to empower women in the context of religious education. Keywords: Transformation, Women, Islamic Religious Education, and the Digital Era