Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi akuntansi dan makna laba, serta interaksinya dengan budaya Sunda khususnya dengan nilai “silih asah, silih asih, silih asuh” pada pelaku UMKM Kota Sukabumi tepatnya pada kecamatan Gunung Puyuh, Warudoyong, dan Cikole, menggunakan teori dimensi budaya yang dikemukakan oleh Hofstede (1984) dan Gray (1988) sebagai alat analisis, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi sebagai metodologi penelitian, dimaksudkan untuk menggali lebih dalam hubungan antara budaya dan akuntansi pada pelaku UMKM yang berkembang di Kota Sukabumi. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, semua informan sudah mengimplementasikan nilai silih asah, silih asih, silih asuh pada praktik akuntansi di usahanya, kedua, pemaknaan laba juga dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan karakteristik masyarakat sunda yaitu nilai “silih asah, silih asih,silih asuh, di mana laba tidak hanya dipandang sebagai ukuran materi, tetapi juga mencerminkan aspek sosial dan keberlanjutan usaha, ketiga, semua pelaku UMKM sudah melakukan praktik akuntansi meskipun dengan cara yang sederhana, praktik akuntansi pada pelaku UMKM dipengaruhi oleh budaya dan karakteristik masyarakat sunda yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang praktik akuntansi dan pemaknaan laba dengan perspektif nilai "Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh" pada pelaku UMKM Kota Sukabumi, diharapkan penelitian ini dapat membantu UMKM di Kota Sukabumi dalam mengembangkan praktik akuntansi yang lebih kontekstual dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya Sunda.