Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mabbollo Tradition in Bugis Marriage in Bone Regency Urf Perspective Nuh, Ahmad; Saleh, Muhammad; Basri, St. Risnawati; Raziq, Abd
Journal of Family Law and Islamic Court Vol 2, No 1 (2023): Journal of Family Law and Islamic Court
Publisher : Family Law Study Program (Ahwal Syakhshiyah), Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jflic.v2i1.13151

Abstract

The main point of this research is Urf's view of the Mabbollo tradition in Bugis marriage customs in Bone Regency. The main problem consists of two sub-problems, namely: How did the Mabbollo Tradition come about in Bone Regency? And what is the urf analysis of the Mabbollo Tradition in Bone Regency? The results of this research show that Mabbollo in Bugis marriage customs in Bone Regency, is 1). For those who are pro, they really believe that if an unmarried older sister should be stepped into marriage by her younger sister, they believe that the older sister's life in the future will not go smoothly. good, especially for marriage issues. Meanwhile, those who are against it do not agree with this custom because according to them it will only have bad effects, especially for the younger sibling's mental health. 2). Mabbolla, viewed from the results of the Urf Analysis, is not prohibited, but rather recommends marriage as long as a person is capable, both physically and spiritually, as long as the marriage has been fulfilled in harmony and conditions. The Mabbollo tradition can give mashlah to special families, it can strengthen the ties of friendship between older brothers and sisters. who overstepped his marriage. 
URGENSI PEMERINTAHAN DALAM KITAB TAFSIR AL-WASITH LI AL-QUR’AN AL-KARIM KARYA MUHAMMAD SAYYID THANTAWI Basri, St. Risnawati
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 02 (2024): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/at.v9i02.7516

Abstract

Pemerintahan memiliki peran penting dalam masyarakat sebagai pengatur, penegak keadilan, dan pelindung hak-hak rakyat. Dalam Islam, Al-Qur’an memberikan panduan mengenai prinsip-prinsip pemerintahan. Muhammad Sayyid Thantawi, seorang mufassir kontemporer dan Grand Syaikh al-Azhar, menjelaskan berbagai ayat terkait pemerintahan dalam karyanya Tafsir al-Wasith Li Al-Qur’an Al-Karim. Istilah seperti al-Mulk, al-Khalifah, Ulil A’mr, dan al-Hukm menggambarkan struktur pemerintahan dan tanggung jawab moral pemimpin. Pemahaman ini memberikan landasan teologis dan panduan praktis bagi para pemimpin untuk mencapai kebaikan bersama. Thantawi mengaitkan prinsip amanah, keadilan, dan musyawarah, yang relevan dalam menghadapi tantangan pemerintahan modern untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, menganalisis teks-teks Al-Qur’an dan penafsiran Thantawi, serta mengumpulkan teks-teks yang relevan dengan materi penelitian. Dengan memahami esensi pemerintahan menurut Al-Qur’an perspektif Thantawi, diharapkan para pemimpin dapat menerapkan nilai-nilai Islam dalam pengelolaan pemerintahan, sehingga tercipta masyarakat yang adil dan sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami pandangan Thantawi, yang dapat menjadi rujukan berharga dalam diskursus tentang pemerintahan dalam Islam dandengan merujuk pada study Islam bidang  ilmu Al-Qur’an dan tafsir, serta menawarkan solusi aplikatif untuk tantangan pemerintahan di Negara-negara muslim saat ini.