Penelitian ini menganalisis puisi "DOA" karya Chairil Anwar melalui pendekatan kritik mimetik untuk menggali makna, simbolisme, dan struktur yang mencerminkan pergulatan batin manusia dalam menghadapi ketidakpastian hidup. Puisi ini, sebagai salah satu karya ekspresionis yang menonjol dari Angkatan 45, menyoroti tema utama berupa ketidakberdayaan, keputusasaan, dan pencarian makna hidup. Simbolisme dalam puisi, seperti doa, Tuhan, ibu, cahaya, dan gelap, diinterpretasikan sebagai cerminan hubungan manusia dengan Tuhan, harapan, dan kesulitan hidup. Melalui analisis mimetik, ditemukan bahwa "DOA" tidak hanya menjadi ungkapan spiritual, tetapi juga refleksi sosial dan emosional yang menggambarkan keterasingan dan perjuangan manusia modern. Teknik pemilihan kata, struktur puisi, dan ritme yang digunakan Chairil Anwar memperkuat emosi serta pesan yang disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis studi pustaka, dengan data utama berupa teks puisi dan data sekunder dari literatur terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa puisi ini berhasil merepresentasikan kondisi manusia yang penuh ketidakpastian, sekaligus mengundang pembaca untuk merenungkan posisi dan hubungan mereka dengan entitas yang lebih besar. Dengan kritik mimetik, karya ini tetap relevan dalam konteks kehidupan kontemporer sebagai refleksi atas pencarian makna di tengah realitas yang penuh tantangan. Kata Kunci: Puisi "DOA", Kritik mimetic, Simbolisme, Pergulatan batin