Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Problematika Nikah Misyar dan Solusinya di Tinjau dari Sosiologis dan Psikologis Abdillah, Satrio; Azhar, Azhar; Badar, As’ad
Mediation : Journal of Law Volume 3, Nomor 3, September 2024
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v3i3.2322

Abstract

Pernikahan misyar yaitu seorang lelaki menikahi perempuan dan mensyaratkan untuk tidak menafkahinya. Nikah misyar juga menimbulkan perdebatan di antara para ulama kontemporer karena model nikah seperti ini baru dikenal pada masa kini. Selain masih diperdebatkan oleh ulama tentang kebolehannya, nikah misyar sebagai salah satu bentuk pernikahan dalam Islam dengan syarat-syarat tertentu, menghadirkan problematika yang kompleks dari perspektif sosiologis dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosiologis dan psikologis praktik nikah misyar lalu slanjutnya dijelaskan implikasinya terhadap konsep keluarga dalam pandangan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian baik berupa buku, catatan, jurnal, dan internet. Analisis data yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan, mengemukakan atau menguraikan berbagai data/teori yang telah ada terkait dampak sosiologis dan psikologis dari praktik nikah misyar. Hasil penelitian menjelaskan Praktik nikah misyar menghasilkan dampak sosiologis dan psikologis yang signifikan terhadap individu dan keluarga, terutama dalam pandangan Islam. Secara sosiologis, pernikahan ini mengurangi kehadiran suami secara fisik dan emosional, yang bertentangan dengan prinsip Islam tentang keutuhan keluarga dan komunikasi antar anggota keluarga. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan peran dan tanggung jawab, serta mengganggu pola komunikasi dan fungsi sosialisasi keluarga. Secara psikologis, anggota keluarga, terutama istri dan anak-anak, mengalami gangguan emosional seperti ketidakamanan, kesepian, dan kebingungan identitas yang berpotensi memengaruhi perkembangan kepribadian dan kesehatan mental mereka. Implikasi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menegaskan pentingnya keutuhan keluarga, integritas, dan tanggung jawab bersama dalam membangun keluarga yang harmonis dan stabil.
Analisis Kinerja Kepemimpinan dan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bank Syariah Indonesia Cabang Stabat Hapsyah, Hapsyah; Harahap, Muhammad Arfan; Badar, As’ad
-
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/almultazim.v3i1.14228

Abstract

Based on this background, the authors formulate the objectives of this study, namely: To determine the performance of leadership in the Stabat Branch of Bank Syariah Indonesia. To find out the performance of leadership and work productivity of Bank Syariah Indonesia Stabat Branch employees. To find out the obstacles in maximizing leadership and employee work productivity at the Stabat Branch of Bank Syariah Indonesia. The method used in this study is qualitative research using data collection techniques through observation, interviews and documentation. After carrying out a series of stages of the research above, it can be concluded that leadership performance in increasing employee work productivity at the Stabat Branch of Islamic Bank Indonesia, namely carried out by employee development and compensation in an Islamic economic perspective, both are overall very good. This can be seen from the development program that is applied to provide increased understanding of employees so that they have kafa'ah properties or have expertise in work, are trustworthy or can be trusted in carrying out their duties and himaatulah charity or have good work behavior and compensation that is based on agreement and willingness, have met basic needs and are given in a transparent manner in accordance with their respective positions which are said to be quite fair and proper, thereby encouraging employee enthusiasm to further increase their work productivity at Bank Syariah Indonesia KCP Stabat
Problematika Nikah Misyar dan Solusinya di Tinjau dari Sosiologis dan Psikologis Abdillah, Satrio; Azhar, Azhar; Badar, As’ad
Mediation : Journal of Law Volume 3, Nomor 3, September 2024
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v3i3.2322

Abstract

Pernikahan misyar yaitu seorang lelaki menikahi perempuan dan mensyaratkan untuk tidak menafkahinya. Nikah misyar juga menimbulkan perdebatan di antara para ulama kontemporer karena model nikah seperti ini baru dikenal pada masa kini. Selain masih diperdebatkan oleh ulama tentang kebolehannya, nikah misyar sebagai salah satu bentuk pernikahan dalam Islam dengan syarat-syarat tertentu, menghadirkan problematika yang kompleks dari perspektif sosiologis dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosiologis dan psikologis praktik nikah misyar lalu slanjutnya dijelaskan implikasinya terhadap konsep keluarga dalam pandangan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian baik berupa buku, catatan, jurnal, dan internet. Analisis data yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan, mengemukakan atau menguraikan berbagai data/teori yang telah ada terkait dampak sosiologis dan psikologis dari praktik nikah misyar. Hasil penelitian menjelaskan Praktik nikah misyar menghasilkan dampak sosiologis dan psikologis yang signifikan terhadap individu dan keluarga, terutama dalam pandangan Islam. Secara sosiologis, pernikahan ini mengurangi kehadiran suami secara fisik dan emosional, yang bertentangan dengan prinsip Islam tentang keutuhan keluarga dan komunikasi antar anggota keluarga. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan peran dan tanggung jawab, serta mengganggu pola komunikasi dan fungsi sosialisasi keluarga. Secara psikologis, anggota keluarga, terutama istri dan anak-anak, mengalami gangguan emosional seperti ketidakamanan, kesepian, dan kebingungan identitas yang berpotensi memengaruhi perkembangan kepribadian dan kesehatan mental mereka. Implikasi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menegaskan pentingnya keutuhan keluarga, integritas, dan tanggung jawab bersama dalam membangun keluarga yang harmonis dan stabil.