Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN MODEL INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SAINS BERBANTUAN INSTRUMEN TES PADA PEMBELAJARAN IPAS MATERI PERUBAHAN WUJUD ZAT DI SEKOLAH DASAR Arvita Indah Wulandari; Siti Roihana Putri; Andika Adinanda Siswoyo
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1234

Abstract

Pendidikan di Indonesia, terutama dalam konteks pembelajaran sains, memerlukan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan keterlibatan peserta didik. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi Perubahan Wujud Zat dalam meningkatkan keterampilan sains siswa kelas III di SDN Martajasah. Penelitian menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melibatkan 27 siswa sebagai subjek penelitian. Proses pembelajaran dilakukan melalui empat tahapan utama: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, dengan memanfaatkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai instrumen utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model inkuiri terbimbing berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perubahan wujud zat, yang tercermin dari peningkatan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa, seperti mengajukan pertanyaan, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan, menunjukkan peningkatan keterlibatan aktif serta kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran tradisional. Namun, penelitian ini mengidentifikasi beberapa kendala, seperti keterbatasan waktu pembelajaran dan fasilitas pendukung, yang membatasi eksplorasi siswa terhadap materi secara lebih mendalam. Kesimpulan penelitian mengungkapkan bahwa model inkuiri terbimbing efektif untuk mendukung pembelajaran sains di tingkat sekolah dasar, terutama dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan alokasi waktu pembelajaran, menyediakan fasilitas pendukung yang lebih memadai, serta memberikan pelatihan intensif kepada guru guna mengoptimalkan penerapan model ini. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan pembelajaran sains berbasis inkuiri di sekolah dasar.
HUMANISME DALAM PENDIDIKAN: MEMBANGUN KARAKTER DAN KEMANDIRIAN SISWA SEKOLAH DASAR Siti Roihana Putri; Dya Qurotul A,yun
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1238

Abstract

Pendidikan karakter merupakan fokus utama dalam sistem pendidikan di Indonesia, bertujuan untuk membentuk individu yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan mandiri sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Namun, tantangan besar seperti menurunnya moralitas dan rendahnya tingkat kemandirian siswa, khususnya di tingkat sekolah dasar, tetap menjadi perhatian. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan prinsip humanisme dalam pendidikan dasar sebagai solusi untuk mengembangkan karakter dan kemandirian siswa. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen berupa angket, melibatkan guru dan orang tua sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah menerapkan pendekatan humanistik yang berpusat pada kebutuhan siswa, seperti memberikan kebebasan berpendapat dan mendorong pelaksanaan tugas secara mandiri. Sebanyak 60% guru menggunakan penguatan perilaku positif untuk menanamkan nilai-nilai karakter, sementara 70% mendukung siswa untuk mengemukakan pendapat mereka di kelas. Namun, terdapat tantangan seperti keterbatasan waktu dan kurangnya dukungan orang tua yang masih menjadi hambatan utama. Di sisi lain, 75% orang tua menyatakan memberikan kebebasan kepada anak dalam mengambil keputusan di rumah, menunjukkan kesadaran akan pentingnya pembentukan karakter dan kemandirian. Keselarasan antara peran guru dan orang tua merupakan elemen yang penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan karakter dan kemandirian siswa. Meskipun berbagai kendala dihadapi, penelitian ini juga menegaskan bahwa pendekatan humanistik dalam pendidikan dasar memiliki potensi besar untuk membentuk generasi yang cerdas, mandiri, dan bermartabat. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara sekolah dan keluarga, serta pelatihan tambahan bagi guru dan orang tua guna meningkatkan efektivitas penerapan pendidikan karakter dan kemandirian berbasis humanisme.