Pendidikan karakter merupakan fokus utama dalam sistem pendidikan di Indonesia, bertujuan untuk membentuk individu yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan mandiri sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Namun, tantangan besar seperti menurunnya moralitas dan rendahnya tingkat kemandirian siswa, khususnya di tingkat sekolah dasar, tetap menjadi perhatian. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan prinsip humanisme dalam pendidikan dasar sebagai solusi untuk mengembangkan karakter dan kemandirian siswa. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen berupa angket, melibatkan guru dan orang tua sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah menerapkan pendekatan humanistik yang berpusat pada kebutuhan siswa, seperti memberikan kebebasan berpendapat dan mendorong pelaksanaan tugas secara mandiri. Sebanyak 60% guru menggunakan penguatan perilaku positif untuk menanamkan nilai-nilai karakter, sementara 70% mendukung siswa untuk mengemukakan pendapat mereka di kelas. Namun, terdapat tantangan seperti keterbatasan waktu dan kurangnya dukungan orang tua yang masih menjadi hambatan utama. Di sisi lain, 75% orang tua menyatakan memberikan kebebasan kepada anak dalam mengambil keputusan di rumah, menunjukkan kesadaran akan pentingnya pembentukan karakter dan kemandirian. Keselarasan antara peran guru dan orang tua merupakan elemen yang penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan karakter dan kemandirian siswa. Meskipun berbagai kendala dihadapi, penelitian ini juga menegaskan bahwa pendekatan humanistik dalam pendidikan dasar memiliki potensi besar untuk membentuk generasi yang cerdas, mandiri, dan bermartabat. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara sekolah dan keluarga, serta pelatihan tambahan bagi guru dan orang tua guna meningkatkan efektivitas penerapan pendidikan karakter dan kemandirian berbasis humanisme.