Status gizi pada mahasiswa berperan penting dalam mendukung kinerja akademis dan kesejahteraan secara keseluruhan. Status gizi berlebih dapat memiliki dampak besar pada kebiasaan makan, terutama dalam konteks emotional eating. Prevalensi obesitas pada penduduk dewasa dengan usia lebih 18 tahun di Kota Surakarta sebesar 4,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan emotional eating dengan status gizi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode penelitian yang digunaka yaitu penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan jumlah responden 105 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner EEQ (Emotional Eating Questionnaire) dan dengan pengukuran antropometri berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA). Hasil menunjukan bahwa penelitian ini didominasi oleh perempuan (76,2%), berusia 20-40 tahun (58,1%), bertempat tinggal di kos (54,3%), sebanyak 49,5% responden mendapat uang saku Rp. 1.000.000,00 – 2.500.000,00, serta 60% responden tidak pernah menjalani diet. Diketahui bahwa tingkat emotional eating yang paling banyak pada responden adalah makan emosional sebanyak (69,5%), dan tingkat status gizi berdasarkan IMT menunjukan bahwa 73,3% responden termasuk pada gizi kurang. Sedangkan berdasarkan %LLA sebanyak 62,9% responden termasuk pada gizi normal. Hasil analisis data menggunakan uji Rank Spearman menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara emotional eating dengan status gizi berdasarkan IMT pada mahasiswa (p=0,314) dan tidak terdapat hubungan antara emotional eating dengan status gizi berdasarkan %LLA pada mahasiswa (p=0,169). Oleh karena itu penelitian lebih lanjut disarankan untuk mendalami faktor-faktor yang memengaruhi respon mahasiswa terhadap stres, termasuk bagaimana mekanisme coping berperan dalam menghadapi tekanan tersebut. Selain itu, penting untuk mengeksplorasi hubungan antara intensitas stres yang bervariasi dengan perilaku emotional eating, serta dampaknya terhadap perubahan status gizi, khususnya pada mahasiswa dengan status gizi yang beragam.