Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAMILY CONNECTEDNESS AND RISKY SEXUAL BEHAVIOR AMONG ADOLESCENTS WHOSE PARENTS WORK AS MIGRANT WORKERS IN LEMBATA DISTRICT Rangga, Ina Johoria; Panis, Marleny P.; Takalapeta, Theodora
Journal of Health and Behavioral Science Vol 6 No 3 (2024): September (2024)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jhbs.v6i3.19420

Abstract

Risky sexual behavior is human behavior driven by sexual desire that can lead to extramarital pregnancy, abortion, sexually transmitted diseases and HIV/AIDS. Adolescents can communicate their reproductive needs with their families, because the role of the family is very important in adolescent puberty. The purpose of the study was to analyze the relationship between family connectedness and risky sexual behavior in adolescents whose parents work as migrant workers. Sampling using quota sampling technique, with 50 respondents. The type of research used is quantitative correlation. Data collection was done using a questionnaire. The results showed that the significance value was 0.128 (p>0.05) and the correlation coefficient was -0.218 which means that there is no relationship between family connectedness and risky sexual behavior in adolescents whose parents work as migrant workers in Lembata district.
Overview of Premarital Sex Behavior in Adolescents in Kupang Regency Sri Widyari, Sang Ayu Made; Keraf, M. K. P. Abdi; Panis, Marleny P.
Jurnal Media Informatika Vol. 6 No. 3 (2025): Jurnal Media Informatika
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jumin.v6i3.6110

Abstract

Adolescence is a transitional period from children to adults which includes all the development experienced in preparation for entering early adulthood. Premarital sex is very prevalent among teenagers because of the lack of proper guidance and information, it is feared that they have a wrong assumption about problems that are pleasing to sex and it will be more dangerous if such a situation is allowed continuously, then premarital sex behavior will become something common for teenagers. This study aims to find out the description of premarital sex behavior in adolescents in Kupang Regency. The research method used is descriptive qualitative research. Data collection was carried out using interview techniques using interview guidelines. The subjects in this study were taken based on certain criteria using the purposive sampling technique. The participants in this study were 5 adolescents aged 17-19 years. The results of this study show that premarital sex behavior in adolescents has become common. The reason teenagers engage in premarital sex is because of high curiosity and affection and fear of loss. Teenagers have done a series of stages of premarital sex such as holding hands, kissing, oral sex, and having sex. Factors that influence adolescents to have premarital sex include; the influence of social media, peers, and having disharmonious relationships and lack of attention from parents.
Hubungan Kecemasan Dengan Psychological Well-Being Warga Binaan Lapas Wanita Kaelas Iib Kota Kupang Edo, Ariel G. Ratu; Panis, Marleny P.; Mage, Mernon Y. C.; Ruliati, Luh Putu
Jurnal Inovasi Global Vol. 3 No. 11 (2025): Jurnal Inovasi Global
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jig.v3i11.462

Abstract

Kecemasan merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan rasa takut dan khawatir yang berhubungan dengan tekanan dan ketidakpastian, sedangkan psychological well-being meliputi enam dimensi utama: penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecemasan dengan psychological well-being pada narapidana wanita di Lapas Kelas IIB Kota Kupang. Kecemasan merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan rasa takut dan khawatir yang berhubungan dengan tekanan dan ketidakpastian, sedangkan kesejahteraan psikologis meliputi dimensi penerimaan diri, hubungan positif, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan total sampling seluruh warga binaan sebanyak 77 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, dan analisis menggunakan korelasi Spearman’s rho untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang lemah namun signifikan antara kecemasan dan kesejahteraan psikologis dengan koefisien korelasi 0,237 dan nilai signifikansi 0,038 (p<0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa narapidana bisa memiliki kesejahteraan psikologis yang tetap baik meskipun mengalami kecemasan dalam menjalani masa tahanan, yang dipengaruhi oleh mekanisme penyesuaian diri, dukungan sosial, dan pembinaan di lapas. Studi ini menegaskan bahwa aspek psikologis seperti pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup berperan penting dalam menjaga kesejahteraan psikologis narapidana di tengah tekanan dan kecemasan yang ada.