Pulau Putri, Nongsa merupakan pulau terdepan wilayah NKRI yang berbatasan dengan Singapura dan keberadaannya sangat penting secara ekonomi maupun politik. Pengelolaan Pulau Putri perlu memperhatikan karakteristik wilayah yang menggambarkan karakter dan fisik pantai dan merupakan hasil interaksi antara pengaruh marin dan kondisi wilayah pantai, unsur geologi-geofisika dan antropogenik. Penelitian bertujuan untuk memetakan karakteristik pantai wilayah Pulau Putri sebagai upaya pengelolaan pulau kecil terdepan wilayah NKRI dan menggambarkan bahaya abrasi yang terjadi di wilayah pulau ini. Lokasi penelitian adalah Pulau Putri, Nongsa, Batam dan terletak pada 1o 10 â 1o15 LU dan 104o â 104o 10â BT. Kegiatan survei lapangan dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Metode pemetaan karakteristik pantai dilakukan melalui pengamatan geologi (litologi penyusun), morfologi pantai dan karakter garis pantai. Pengukuran batimetri dilakukan dengan echosounder. Pengamatan pasang surut dengan peilschaal dan pengamatan angin dengan weather station. Hasil penelitian menunjukkan tipe pasang surut termasuk tipe pasut campuran condong ke semi diurnal, arah arus dominan timur laut. Kondisi batimetri antara Pulau Putri dan Pulau Batam memiliki kedalaman sampai 20 m dengan kemiringan 2,50 dan ke arah selat Singapura memiliki kedalaman hingga 70 m dengan kemiringan >100. Karakteristik wilayah pantai pada daerah ini terbagi menjadi pantai berpasir, mangrove, berkarang, berbatu dan bertebing. Pada umumnya pantai berpasir, mangrove, berkarang, berbatu  memiliki morfologi datar dan terdiri atas pasir, mangrove, terumbu karang, kerikil dan bongkah. Pantai bertebing rendah terdiri atas konglomerat aneka bahan yang tidak terkonsolidasi dengan baik. Bahaya abrasi mengancam Pulau Putri terutama di bagian barat â utara pulau. Bahaya abrasi harus ditanggulangi dengan memperhatikan karakteristik pantai wilayah setempat