Undang Hernawan, Undang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Pantai dan Bahaya Abrasi di Pulau Putri, Nongsa, Batam Hernawan, Undang; Geurhaneu, Nineu Yayu; Latuputty, Godwin
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/oldi.v3i2.161

Abstract

Pulau Putri, Nongsa merupakan pulau terdepan wilayah NKRI yang berbatasan dengan Singapura dan keberadaannya sangat penting secara ekonomi maupun politik. Pengelolaan Pulau Putri perlu memperhatikan karakteristik wilayah yang menggambarkan karakter dan fisik pantai dan merupakan hasil interaksi antara pengaruh marin dan kondisi wilayah pantai, unsur geologi-geofisika dan antropogenik. Penelitian bertujuan untuk memetakan karakteristik pantai wilayah Pulau Putri sebagai upaya pengelolaan pulau kecil terdepan wilayah NKRI dan menggambarkan bahaya abrasi yang terjadi di wilayah pulau ini. Lokasi penelitian adalah Pulau Putri, Nongsa, Batam dan terletak pada 1o 10 – 1o15 LU dan 104o – 104o 10’ BT. Kegiatan survei lapangan dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Metode pemetaan karakteristik pantai dilakukan melalui pengamatan geologi (litologi penyusun), morfologi pantai dan karakter garis pantai. Pengukuran batimetri dilakukan dengan echosounder. Pengamatan pasang surut dengan peilschaal dan pengamatan angin dengan weather station. Hasil penelitian menunjukkan tipe pasang surut termasuk tipe pasut campuran condong ke semi diurnal, arah arus dominan timur laut. Kondisi batimetri antara Pulau Putri dan Pulau Batam memiliki kedalaman sampai 20 m dengan kemiringan 2,50 dan ke arah selat Singapura memiliki kedalaman hingga 70 m dengan kemiringan >100. Karakteristik wilayah pantai pada daerah ini terbagi menjadi pantai berpasir, mangrove, berkarang, berbatu dan bertebing. Pada umumnya pantai berpasir, mangrove, berkarang, berbatu  memiliki morfologi datar dan terdiri atas pasir, mangrove, terumbu karang, kerikil dan bongkah. Pantai bertebing rendah terdiri atas konglomerat aneka bahan yang tidak terkonsolidasi dengan baik. Bahaya abrasi mengancam Pulau Putri terutama di bagian barat – utara pulau. Bahaya abrasi harus ditanggulangi dengan memperhatikan karakteristik pantai wilayah setempat
UPWELLING INFLUENCE ON ENVIRONMENTAL CHANGE AND SEDIMENTATION DYNAMICS FROM TRACE FOSSILS IN THE MOLUCCA SEA: IMPLICATIONS FOR SEDIMENT DATING Wiguna, Taufan; Zuraida, Rina; Atmadipoera, Agus Saleh; Yuwono, Fareza Sasongko; Hernawan, Undang; Christanti, Vera; Tournier, Nicolas; Damanik, Adrianus; Vogel, Hendrik; Cahyarini, Sri Yudawati
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 40, No 1 (2025)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/bomg.40.1.2025.896

Abstract

Bioturbation, the alteration of sediment layers by organism activities, plays a crucial role in shaping sedimentary environments. This process affects nutrient cycling, sediment stability, and habitat health, particularly in marine ecosystems like the Molucca Sea. Bioturbation can complicate age determination by disrupting the natural layering of sediments and potentially altering chronological records, which challenges the accuracy of dating methods. This study investigates bioturbation patterns and Zr/Rb ratios in sediment cores from the Molucca Sea to better understand past environmental conditions and assess the suitability of these sediments for age determination. Sediment samples were collected using a box corer from BUDEE22-29BC (within the upwelling region) and BUDEE22-57BC (outside the upwelling area). The cores were analyzed using CT scanning to identify bioturbation features, and the Bioturbation Index (BI) was applied to evaluate the intensity and impact of bioturbation on sediment dynamics. The Zr/Rb ratios were determined using an X-ray fluorescence (XRF) spectrometer, providing insights into grain size distribution. The results suggest the potential shifting of the upwelling center (BUDEE22-29BC) and variations in upwelling intensity (BUDEE22-57BC). Although Zr/Rb ratio shows that BUDEE22-29BC is a high-energy environment, as opposed to BUDEE22-57BC, both sites retain chronological integrity, making them suitable for paleoenvironmental and geochronological analysis.