Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERFUSI KAKI MENINGKAT DENGAN SENAM KAKI DIABETIK PADA ANGGOTA PAGUYUBAN DM RSK SURABAYA Iriene Kusuma Wardhani; Cicilia Wahju Djajanti; Yunita Wiguna
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract One of the complications of Diabetes Mellitus is impaired foot perfusion which can increase the risk of ulceration and infection. Decreased foot perfusion is often caused by impaired blood circulation due to poorly controlled diabetes. One approach to increasing foot perfusion in diabetics is through a diabetic leg exercise program. The aim was to increase the knowledge and skills of diabetes mellitus sufferers in performing diabetic leg exercise to improve foot perfusion. In this activity, training is carried out on leg exercise techniques specifically designed to increase blood flow to the lower extremities. Counseling on monitoring the condition of the feet, and implementing a healthy lifestyle for vascular health. The methods used include outreach to the diabetic community, direct diabetic leg exercise training, as well as monitoring and evaluating the development of foot perfusion during the intervention period. Foot perfusion is measured by assessing clinical symptoms such as pain or tingling. The results showed a significant increase in foot perfusion in diabetes mellitus sufferers who took part in diabetic foot exercises. Sufferers report decreased pain symptoms and increased foot comfort. In conclusion, diabetic foot exercises are an effective intervention in increasing foot perfusion in people with diabetes mellitus. This community service shows the importance of non-pharmacological approaches in the management of diabetes complications. Keywords: leg exercises, foot perfusion, diabetes mellitus patients Abstrak Salah satu komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus adalah gangguan perfusi kaki yang dapat meningkatkan risiko ulserasi dan infeksi. Penurunan perfusi kaki sering kali disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah akibat diabetes yang tidak terkontrol dengan baik. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan perfusi kaki pada penderita diabetes adalah melalui program senam kaki diabetik. Tujuan Pengabdian Masyarakat ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penderita diabetes melitus dalam melakukan senam kaki diabetik untuk meningkatkan perfusi kaki. Pada kegiatan ini di lakukan pelatihan teknik senam kaki yang dirancang khusus untuk meningkatkan aliran darah ke ekstremitas bawah. Penyuluhan tentang pemantauan keadaan kaki, dan penerapan gaya hidup sehat untuk kesehatan vaskular. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi kepada komunitas penderita diabetes, pelatihan senam kaki diabetik secara langsung, serta pemantauan dan evaluasi perkembangan perfusi kaki selama periode intervensi. Data perfusi kaki diukur dengan penilaian gejala klinis seperti rasa nyeri atau kesemutan. Pada hasil menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan perfusi kaki pada penderita diabetes melitus yang mengikuti senam kaki diabetik. Penderita melaporkan penurunan gejala nyeri dan peningkatan kenyamanan kaki. Kesimpulan, senam kaki diabetik merupakan intervensi efektif dalam meningkatkan perfusi kaki pada penderita diabetes melitus. Pengabdian masyarakat ini menunjukkan pentingnya pendekatan non-farmakologis dalam manajemen komplikasi diabetes. Kata Kunci: senam kaki, perfusi kaki, penderita diabetes melitus
Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi pada Remaja Widianingtyas, Sisilia; Widayani Yuliana; Yunita Wiguna
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2025): JPM MARET 2025
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v11i1.2522

Abstract

Kesehatan reproduksi pada merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki. Informasi mengenai kesehatan reproduksi juga dapat diperoleh dengan mudah dari berbagai sumber. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berupa pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan tepat sasaran bagi remaja untuk membantu mereka memahami perubahan tubuh, peran reproduksi, serta risiko dan cara pencegahannya. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Jumat, 4 Oktober 2024. Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini adalah seluruh siswa kelas 5 dan 6 SDK Untung Suropati 2 Sidoarjo. Dalam proses penyuluhan sasaran terlihat antusias menerima materi yang diberikan. Materi disajikan dalam bentuk PPT yang didesain semenarik mungkin, sehingga sasaran tampak lebih mudah memahami isi materi yang diberikan. Hasil evaluasi ini dapat dilihat dari penyuluhan yang telah dijalankan didapatkan sebanyak 97 % dapat memahami dengan baik perubahan fisik saat pubertas, risiko penyakit menular seksual (PMS), cara menjaga kebersihan organ reproduksi dan risiko infeksi, beberapa informasi yang tidak benar tentang seksualitas, perubahan hormon dan perkembangan emosional selama pubertas dan pentingnya kebersihan organ reproduksi.
Pendidikan Kesehatan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Mental Pada Pasien Hemodialisa Kristianingsih, Yustina; Dominggus Ruku Yudit Pramono; Yunita Wiguna
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2025): JPM SEPTEMBER 2025
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v11i2.2773

Abstract

Kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang sejahtera baik secara fisik, mental dan sosial tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecatatan/kelemahan. Faktor pemicu gangguan jiwa meliputi faktor biologis, psikologis dan sosial budaya. Faktor biologis seperti kelainan otak organik, genetic dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental. Ketidakmampuan beradaptasi pada masalah yang dialami sering menimbulkan kecemasan, gangguan emosi dan juga depresi.  Jika tidak ditanggani dengan baik akan membuat individu jatuh pada gangguan jiwa. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyrakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien hemodialisa tentang kesehatan mental. Metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan adalah ceramah dan tanya jawab serta menggunakan media leaflet. Kegiatan diawali dengan pretes kemudian dilakukan pendidikan kesehatan dan diakhiri post test tentang kesehatan mental. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terdapat peningkatan tingkat pengetahuan pasien hemodialisa menjadi 100% (25 orang) baik. Ketua paguyuban pasien hemodialisa banana RS Siloam Kupang dapat melajutkan program edukasi masalah kesehatan mental pada pasien  HD shif berikutnya dan juga penting untuk memberikan edukasi kesehatan untuk masalah kesehatan mental agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisa