Mata merupakan indra sensorik utama yang berperan penting dalam mendukung aktivitas manusia, terutamadalam pekerjaan yang membutuhkan fokus visual tinggi, seperti perencana struktur bangunan. Di Indonesia, pekerja seringmenghabiskan waktu kerja 7 jam sehari di depan layar komputer, yang diperpanjang dengan rata-rata penggunaan perangkatseluler selama 6 jam sehari. Akumulasi durasi ini menyebabkan pekerja menatap layar digital selama sekitar 13 jam setiap harinya,atau setara dengan 55% waktu harian pekerja. Pola ini meningkatkan risiko Computer Vision Syndrome (CVS), yaitu gangguanpenglihatan dengan gejala seperti ketegangan mata, penglihatan kabur, sakit kepala, mata kering, serta nyeri pada leher dan bahu.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pencahayaan dan CVS, serta dampaknya terhadap produktivitaspekerja di perusahaan konsultan perencana struktur bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan di kantorbelum memenuhi standar yang berlaku, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang kurang optimal. Kondisi ini menyebabkangejala CVS pada pekerja, yang berdampak pada penurunan konsentrasi, peningkatan kesalahan kerja, dan menurunkanproduktivitas. Di samping itu, kesalahan atribusi juga teridentifikasi dalam penelitian ini. Responden cenderung mengaitkanpenurunan produktivitas dengan faktor internal, seperti kurang tidur, dibandingkan faktor eksternal, seperti pencahayaan yangburuk. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan sistem pencahayaan yang lebih baik untuk menciptakan lingkungan kerja yangmendukung kesehatan mata, meningkatkan kenyamanan visual, dan memaksimalkan produktivitas pekerja.