Abstrak : Menulis teks prosedur memiliki peranan penting dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi peserta didik, seperti membuat panduan resep makanan atau instruksi penggunaan alat. Minimnya pemahaman peserta didik mengenai teks prosedur dapat menghambat proses pembelajaran dan pengembangan keterampilan menulis siswa. Praktik daur ulang kertas dilakukan sebagai media untuk mengajarkan kepada peserta didik mengenai materi teks prosedur secara kontekstual yang juga erat kaitannya dengan meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan guna menanggulangi maraknya isu lingkungan terutama pengolahan sampah yang belum optimal di Indonesia. RPTRA Jaka Berseri, sebagai ruang publik yang mendukung kegiatan pendidikan dan lingkungan, menjadi lokasi yang ideal untuk melaksanakan program ini. Dengan melibatkan masyarakat setempat, terutama anak-anak berusia 13-15 tahun, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Kesimpulan dari kegiatan ini peserta memiliki penguatan pemahaman mengenai teks prosedur dan perspektif baru terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia yang kerap kali dinilai membosankan dan terikat dengan teks.Abstract : Procedural text had an important role on measuring students’ writing competence and skill. It’s useful for the students as it has a contextual function on their daily life activities such as food recipes or general instruction for operating tools. The inadequacy on students’ understanding regarding procedural text restrained the improvement of their writing skills as well the learning process in the class. The practice of recycling paper is chosen as a medium to teach students about contextual procedural in which closely related to increasing the participants’ awareness of enviromental issues especially concerning about waste management and recycling servies has not yet optimalized in Indonesia. As a public space that supports educational and environmental activities, RPTRA Jaka Berseri considered as an ideal place to engage the project. Together with the local communities, especially children aged 13–15 years old. It is expected to have a significan positive impact for the children. This research concluded that participants’ understanding about procedural text enhanced and they developed a new perspective on learning Indonesian Language that said to be boring and is known tied only by the texts.