LNG diekspor mengggunakan kapal berjenis gas carrier. Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan kapal LNG menjadi meningkat dikarenakan peningkatan kebutuhan pasar LNG. Kapal LNG memiliki tangki khusus yang dirancang untuk dapat menampung LNG pada suhu yang sangat rendah. IGC Code, tipe tangki muatan kapal LNG dapat diklasifikasikan menjadi membrane tank dan independent tank. Tangki independen terdiri dari independent spherical type-B, independent prismatic type-B, dan cylindrical type-C. Penelitian ini terfokus pada tangki tipe prismatic type-B atau yang lebih dikenal sebagai tangki IHI-SPB. Tangki SPB memiliki pondasi pada bagian bawah tangki yang berfungsi untuk menopang tangki LNG. Pada kondisi kapal beroperasi, pondasi tangki harus mampu menahan beban tangki dan beban muatan yang bersifat statis dan dinamis. Proses pengisian dan bongkar muat LNG menyebabkan perubahan beban yang dialami oleh pondasi. Hal ini menyebabkan pondasi mengalami perubahan tegangan yang berulang-ulang dan dapat menyebabkan terjadinya retak awal, yang kemudian akan terus merambat selama pondasi mengalami pembebanan yang berulang. Analisis pengaruh perambatan retak dilakukan dengan metode mekanika kepecahan pada pondasi tangki untuk mengetahui nilai stress intensity factor (SIF) dan laju perambatan retak hingga mencapai panjang retak kritis. Ketebalan pondasi tangki sebesar 15 mm dan panjang initial crack 10 mm dengan variasi pengisian LNG 75% dan 50% yang akan dianalisis pada penelitian ini. Dari hasil analisis, untuk pengisian LNG 75% didapatkan nilai SIF sebesar 8,17 MPa√???? pada retak awal dan 46,6 MPa√???? pada panjang kritis dengan nilai laju perambatan retak menuju panjang kritis sebesar 2,21x10-5 in/cycle. Untuk pengisian LNG 50% didapatkan nilai SIF sebesar 5,97 MPa√???? pada retak awal dan 44,77 MPa√???? pada panjang kritis dengan laju perambatan retak menuju panjang kritis sebesar 1,88x10-5 in/cycle.