Program pemberdayaan ekonomi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dhuafa melalui penyediaan modal usaha mikro berbasis kebutuhan lokal. Mitra sasaran adalah nenek Tusiarti, seorang lansia dhuafa berusia 72 tahun, yang diberikan modal usaha berupa galon air mineral. Program dilaksanakan di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, oleh 4 mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan. Metode pelaksanaan meliputi tahap persiapan (identifikasi kebutuhan dan perencanaan usaha), pelaksanaan (penyerahan modal usaha dan diskusi pengelolaan), serta evaluasi (monitoring dan penilaian dampak). Hasil program menunjukkan peningkatan ekonomi mitra dengan omset rata-rata Rp50.000 per hari dari penjualan 1-2 galon air minum. Program ini memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi, dengan pelanggan yang merasa terbantu berkat fleksibilitas dan aksesibilitas usaha ini. Kesimpulannya, model ini berpotensi diterapkan pada individu dhuafa lainnya dengan penyesuaian kebutuhan lokal. Saran untuk pengembangan meliputi penguatan logistik dan pemasaran. Kata kunci: Pemberdayaan ekonomi; usaha mikro; kaum dhuafa; kesejahteraan sosial. AbstractThis economic empowerment program aims to improve the well-being of underprivileged communities (the dhuafa) by providing micro-business capital based on local needs. The target partner is Mrs. Tusiarti, a 72-year-old underprivileged elderly woman, who was provided with business capital in the form of mineral water gallons. The program was carried out in Cirendeu Village, Ciputat Timur District, South Tangerang City, by four students from the Information Systems Study Program at Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan. The implementation method consisted of three stages: preparation (needs identification and business planning), execution (capital provision and business management discussions), and evaluation (monitoring and impact assessment). The results show an economic improvement for the partner, with an average daily revenue of Rp50,000 from selling 1-2 gallons of drinking water. This program has had a positive social and economic impact, as customers find the business flexible and easily accessible. In conclusion, this model has the potential to be applied to other underprivileged individuals with adjustments based on local needs. Recommendations for further development include strengthening logistics and marketing strategies. Keywords: economic empowerment; micro business; the dhuafa; social welfare.