Menurut Sigmund Freud dalam tahap perkembangan psikoseksual anak, pada usia 1 – 3 tahun, anak berada pada fase anal. Sepanjang tahap anal, latihan defakasi (toilet training) memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Suksesnya toilet training tergantung pada kesiapan fisik, psikologis dan kesiapan intelektual anak, kesiapan ini akan menjadikan diri anak mempunyai kemandirian dalam mengontrol khususnya toilet training(Hidayat, Aziz Alimul, n.d.), 2012). Penggunaan pampers dan persepsi yang salah dari masyarakat tentang anak tidak perlu diajarkan toilet training karena nantinya anak akan mampu sendiri merupakan alasan yang kurang tepat karena ini menjadi tanggungjawab orang tua sejak usia anak 1 tahun. Survey awal pengabdi pada petugas menyatakan bahwa belum pernah ada edukasi tentang toilet training kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia 1 – 3 tahun di desa Talang jawa. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan ibu-ibu tentang toilet training sehingga ibu dapat melatih anaknya melakukan kebiasaan miksi dan defikasi di toilet, yang pada akhirnya anak memiliki kemampuan mengontrol dan konsentrasi dalam miksi ataupun defikasi secara mandiri. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanyajawab, demontrasi. Kegiatan ini berlangsung meliputi tahap persiapan , tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Dilakukan evaluasi pre-test dan post-tes, evaluasi keberhasilan ibu dalam melatih anak melakukan toilet training sesuai tahapan umurnya. Evaluasi dilaksanakan 4 minggu menggunakan lembar observasi. Setelah dilakukan edukasi terdapat peningkatan pengetahuan ibu secara signifikan yaitu 87,5% dan kemampuan toilet training anak setelah dilatih mengalami peningkatan sebesar 62,5 % tercapai. Hal ini menunjukkan pentingnya melatih anak dan sejak dini dan perlunya peran orang tua dalam melatih kemandirian anak.