Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Kepemimpinan Situasional dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan: Studi Teori Hersey dan Blanchard: Situational Leadership Strategy in Improving the Quality of Health Services: A Study of Hersey and Blanchard's Theory Feby Ayu Putri; Munanda Andin; Nur Ashilah Syafa Rangkuti; Septiani Rizka Fadilla; Sultan Faqih Muhammad Lubis; Wasiyem
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 12: Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i12.6771

Abstract

Dalam banyak kasus, ditemukan bahwa peran aktif seorang pemimpin sangat penting dalam meningkatkan kualitas layanan di rumah sakit. Pemimpin yang proaktif mampu tidak hanya mengkoordinasikan antara departemen dan staf medis, tetapi juga memberikan arahan yang jelas dan mendukung inovasi dalam proses pelayanan. Hal ini sesuai dengan teori-teori kepemimpinan yang telah dikembangkan, yang menekankan pentingnya adaptasi gaya kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif untuk mendalami konsep dan aplikasi teori kepemimpinan situasional dalam konteks pelayanan kesehatan. Teori kepemimpinan situasional yang diperkenalkan oleh Hersey dan Blanchard mengutamakan penyesuaian gaya kepemimpinan terhadap tingkat kesiapan atau kematangan pengikutnya. Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai efektivitas kepemimpinan melalui pengelolaan perilaku pemimpin sesuai dengan kemampuan, kemauan, dan kepercayaan diri bawahan. Keberhasilan pendekatan ini bergantung pada kemampuan pemimpin dalam memahami tingkat kematangan setiap individu di dalam organisasi. Semakin tinggi tingkat kematangan bawahan, semakin sedikit arahan langsung yang diberikan oleh pemimpin, dengan fokus yang lebih besar pada pencapaian tujuan organisasi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa teori kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard sangat relevan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan terhadap tingkat kematangan dan kompetensi tenaga kesehatan, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif dan efektif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas individu, tetapi juga memperkuat koordinasi tim, yang berdampak langsung pada kualitas layanan kepada pasien.
Study Literatur: Analisis Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS): Literature Study: Analysis of the Effectiveness of Health Services in Health Centers in the Implementation of the Health Center Management Information System (SIMPUS) Ade Risma; Juhri Panjaitan; Sultan Faqih Muhammad Lubis; Munanda Andin; Sri Hajijah Purba
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i1.7133

Abstract

Sistem Informasi adalah sistem yang sangat bermanfaat bagi penggunanya untuk menyelesaikan tugas dengan lebih efisien juga menyeluruh dan salah satu sistem informasi dibidang kesehatan adalah sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang merupakan sistem yang menyediakan data mengenai semua keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas yang mencakup data tentang orang sakit, rujukan orang sakit, ketersediaan obat-obatan, dan data penyuluhan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana efektifitas penerapan sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam memberikan layanan di Puskesmas. Metode yang digunakan adalah literatur review dengan proses seleksi artikel dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria inklusi, yaitu artikel yang terbit dalam rentang tahun 2020-2024 dan memiliki relevansi langsung dengan SIMPUS, Puskesmas, Pelayanan Kesehatan melalui database Google Schoolar.Hasil yang didapat dari review k3-8 artikel yaitu SIMPUS mempermudah akses data pasien, mempercepat proses administrasi, dan meningkatkan efisiensi kerja staf medis. Selain itu, sistem ini memastikan ketersediaan informasi yang akurat dan tepat waktu, yang sangat penting untuk pengambilan keputusan dalam layanan kesehatan. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan SIMPUS tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pengalaman pelayanan yang lebih baik bagi pasien.
Analisis Faktor Risiko Stunting dan Implikasinya pada Program Gizi Rani Suraya; Ayu Sekar Wangi; Rini Alvionita; Sultan Faqih Muhammad Lubis; Yuskaini Hadijah Rambe
Jurnal Sains Farmasi Dan Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2025): Mei - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jfkes.v3i1.2783

Abstract

The condition known as stunting, which occurs when a toddler's height is significantly below the World Health Organization's (WHO) median growth standard, is a chronic nutritional issue impacted by a number of variables, including economic circumstances, maternal nutrition, infant health, and insufficient food intake. In Indonesia, where 36.4% of people suffer from stunting, national development priorities include measures to alleviate the issue, particularly under the National Medium-Term Development Plan (RPJMN) for 2015–2019. Basic needs, education, and health are all included in the government's multi-sectoral strategy. Short-term effects of stunting include higher morbidity and growth deficiencies in children; long-term effects include changes in adult height, obesity risk, reproductive health, and productivity. One of Indonesia's Sustainable Development Goals (SDGs) is to cut stunting by 40% by 2025. At the Gunung Tinggi Community Health Centre, which runs initiatives like offering extra food and nutrition education to prevent stunting, a descriptive qualitative study was carried out. The primary initiatives include regular child development monitoring, supporting hygienic living practices, and providing food supplements to needy populations. Despite the encouraging outcomes of these programs, issues such as budget limitations, parental involvement, and population migration still exist. The program's success depends on the efforts of community health workers, or posyandu cadres, who assist families and enable the early identification of nutritional issues. In order to effectively address Indonesia's stunting epidemic, coordinated initiatives in prevention, education, and resource mobilization are necessary.