Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

RISIKO FRAKTUR PADA PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS Rohmah, Maishyela; Pramukti, Iqbal; Shalahuddin, Iwan
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v16i2.2566

Abstract

Orang dengan HIV (ODHIV) seringkali memiliki risiko terjadinya komplikasi, salah satunya yaitu fraktur osteoporosis akibat terjadinya penurunan densitas tulang yang dapat disebabkan oleh virus, efek samping pengobatan ART, faktor klinis seperti penurunan fungsi fisiologis tubuh akibat proses penuaan serta gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Risiko fraktur osteoporosis pada ODHIV diperkirakan terus meningkat seiring dengan proses penuaan. Berdasarkan hal tersebut diperlukan deteksi dini skrining risiko fraktur sebagai upaya pencegahan dan pengurangan risiko fraktur di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menggambarkan risiko fraktur dalam 10 tahun ke depan pada ODHIV sehingga hasilnya dapat menjadi salah satu sumber informasi dan acuan untuk tindakan intervensi perawat atau tenaga medis lainnya terhadap upaya mengurangi dan mencegah fraktur osteoporosis pada ODHIV. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden 76 orang yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling, penelitian ini dilakukan pada November - Desember 2023 di Poli Klinik Teratai RSUD Sumedang. Risiko fraktur diukur menggunakan algoritma FRAX® tool tanpa BMD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh ODHIV memiliki risiko fraktur osteoporosis mayor rendah dengan median 2,20% (IQR 2) dan risiko fraktur pinggul rendah dengan median 0,2% (IQR 0,4). Meskipun termasuk dalam kategori risiko yang rendah hal ini tetap menunjukkan perlu adanya upaya untuk menciptakan intervensi farmakologis maupun non-farmakologis yang berkelanjutan dan perlu adanya pemantauan kesehatan tulang secara rutin serta upaya pencegahan melalui gaya hidup sehat dan manajemen medis yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV.