Putri, Ni Putu Meyka Pradnya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

INOVASI BUKU MENGGAMBAR DAN MEWARNAI SEBAGAI MEDIA REGENERASI PELUKIS DAN PROMOSI LUKISAN WAYANG KAMASAN Pascima, Ida Bagus Nyoman; Ariningsih, Kadek Ayu; Putra, I Gusti Lanang Agung Raditya; Masdiantini, Putu Riesty; Putri, Ni Putu Meyka Pradnya; Putra, I Komang Apriyatama Sukarma; Wiguna, I Wayan Adi Maha
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) - Inpress
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v5i1.140

Abstract

Desa Kamasan merupakan salah satu desa di Kabupaten Klungkung Bali yang sejak zaman kerajaan telah dipercaya memproduksi barang-barang kerajinan tangan untuk digunakan di kerajaan. Barang tersebut berupa olahan logam dan lukisan diatas kain bertemakan wayang yang terkenal dengan nama Lukisan Wayang Kamasan. Tahun 90an, lukisan wayang mengalami puncak kejayaan dan banyak wisatawan yang membeli karya tersebut. Namun sekarang pelukis wayang Kamasan memiliki berbagai masalah diantaranya: 1).Minimnya regenerasi pelukis, 2) masyarakat Terdapat dari desa lain, dari kabupaten lain ataupun wisatawan yang memiliki minat untuk belajar namun terkendala jarak ke sanggar untuk belajar, 3) terkendala dalam bidang pemasaran, 4) kurangnya teknologi dan inovasi pemasaran, 5) kurangnya inovasi media lukis. Sekalipun memiliki berbagai permasalahan, desa Kamasan memiliki beberapa potensi seperti, SDM terampil, budaya, filosofi hidup masyarakat, agama, dll. Beranjak dari potensi dan permasalahan maka dilakukan pengabdian dengan tujuan: 1) meningkatkan keteampilan pemasaran dan branding, 2) bersama berinovasi untuk metode pemasaran dengan buku sektsa dan buku mewarnai, 3) mengadaptasi teknologi untuk memperkenalkan lukisan wayang kamasan, 4 mempengaruhi generasi muda dalam menghancurkan budaya melukis wayang dan mempermudah gerenasi muda dalam belajar dengan harapan regenerasi generasi penerus.