Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor Risiko Dengue Shock Syndrome (DSS) Selama Pandemi Covid-19 dan Implikasinya Untuk Mitigasi Pandemi Serupa di Masa Depan: Studi Kasus Kontrol di Kabupaten Buleleng Arista, I Gede Peri; Putra, I Wayan Gede Artawan Eka; Astuti, Putu Ayu Swandewi
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 7 (2025): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng pada masa pandemi COVID-19 dilaporkan tertinggi di Indonesia dan semua kasus kematiannya diakibatkan oleh Dengue Shock Syndrome (DSS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian DSS pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan 48 penderita DSS dan 100 kontrol yang dipilih secara acak dari penderita DBD yang dirawat inap di RSU Kertha Usada dan RSUD Kabupaten Buleleng. Data dikumpulkan dari rekam medis meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, penyakit penyerta, riwayat DBD, keterlambatan datang ke rumah sakit, kepemilikan jaminan kesehatan, dan faktor lainnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji regresi logistik dengan 95% Confidence Interval (CI). Penelitian ini mendapatkan determinan individu terjadinya DSS adalah umur <10 tahun (aOR = 13,026; 95%CI: 3,296-51,486, p=<0,001), status gizi obesitas (aOR = 3,843; 95%CI: 1,546-9,552, p=0,004), penyakit penyerta paru (aOR = 3,839; 95%CI: 1,286-11,461, p=0,0016), dan adanya riwayat DBD (aOR = 5,228; 95%CI: 1,979-13,807, p=0,001). Determinan individu kejadian DSS pada pandemi COVID-19 meliputi usia <10 tahun, status gizi dengan obesitas, riwayat penyakit paru, dan riwayat DBD. Oleh karena itu, peningkatan kewaspadaan dini terhadap DBD dan pengoptimalan pemantauan status gizi menjadi penting untuk pencegahan jika ada pandemi serupa.
Efikasi Suplementasi Vitamin D3 Terhadap Keparahan Dermatitis Atopik: Tinjauan Sistematis Wisan, Angel Benny; Arista, I Gede Peri; Wirya, Andrew Yoshihiro; Rachman, Maria Jessica
Bahasa Indonesia Vol 6 No 1 (2025): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v6i1.5713

Abstract

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronis dengan prevalensi global yang terus meningkat. Vitamin D3 berperan penting dalam modulasi sistem imun dan fungsi barrier kulit sehingga dapat menjadi terapi tambahan untuk menurunkan keparahan gejala dermatitis atopik. Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis dengan menggunakan pedoman PRISMA. Artikel yang dianalisa mencakup penelitian observational dan Randomized Controlled Trial (RCT) yang mengevaluasi efek suplementasi vitamin D3 terhadap dermatitis atopik. Pencarian artikel dilakukan pada PubMed, Scopus, dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci "vitamin D3 supplementation" AND "atopic dermatitis". Seleksi artikel melibatkan penilaian relevansi, telaah teks lengkap dan konsensus antar peneliti. Sebanyak 16 artikel dianalisis, terdiri dari 10 studi observasional dan 6 RCT. Studi observasional menunjukkan adanya korelasi negatif antara kadar vitamin D serum dan tingkat keparahan dermatitis atopik. RCT melaporkan bahwa suplementasi vitamin D3 secara signifikan mengurangi gejala dermatitis atopik, memperbaiki fungsi barrier kulit, dan menurunkan inflamasi. Kombinasi vitamin D3 dengan probiotik dan Zinc menunjukkan efektivitas yang lebih baik dalam mencegah dermatitis atopik pada bayi. Vitamin D3 berpotensi menjadi terapi tambahan yang efektif untuk mengurangi keparahan gejala dermatitis atopik, terutama pada anak-anak. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas jangka panjang dan menentukan dosis yang optimal pada berbagai populasi.