Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aktivitas Bermain Sambil Belajar Sebagai Kunci Perkembangan Motorik Anak Di TK Amal Sholeh Syifa Rahmadani, Aulia; Santana, Selly Aprilia; Kusumah, Tyara Intana Putri
ALMURTAJA: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 3 No. 2 (2024): Almurtaja: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/almurtaja.v3i2.3016

Abstract

Pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak usia dini memiliki peran penting untuk stimulasi perkembangan fisik motorik, terutama pada motorik kasar dan motorik halus. Tujuan dari artikel ini untuk mengetahui seperti apa aktivitas bermain sambil belajar bagi anak usia dini untuk memberi stimulasi terhadap perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan kinestetik melalui proses pembelajaran penjas di TK Amal Sholeh. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi, pengumpulan data melalui wawancara mengenai rangkaian kegiatan pembelajaran seperti perencanaan, proses, evaluasi, tindak lanjut, kesulitan yang dihadapi Guru dan peserta didik, dan hasil perkembangan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran penjas. Proses pembelajaran penjas yang dilakukan di TK Amal Sholeh melalui rangkaian kegiatan Guru menyusun rencana harian dan mingguan yang mencakup jeni-jenis gerakan relevan terhadap perkembangan motorik anak seperti melompat, melempar, dan aktivitas lain seperti bola kecil untuk melatih koordinasi. 
KETAHANAN IDENTITAS BUDAYA MINANGKABAU DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN PERANTAUAN Santana, Selly Aprilia; Laila, Rifda Sa’adatul; Lastiana, Raisa; Yustika, Sifa
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v4i4.5232

Abstract

ABSTRACT Minangkabau culture is renowned for its unique matrilineal system and the tradition of migration (merantau) as an integral part of identity formation. This study aims to describe the resilience of Minangkabau cultural identity within the context of migration, focusing on the role of language, customary values, and informal education such as surau. The research employs a descriptive qualitative method using a narrative study approach based on the transcript of a personal interview with a Minangkabau migrant. The findings reveal that the use of the Minangkabau language and proverbs, such as “Dimano bumi dipijak, disitu langik dijunjuang” (wherever the land is stepped on, the sky above is upheld), serves as a moral compass in everyday interactions. Customary values, especially the role of the “mamak” (maternal uncle) in guiding and preserving family honor, remain crucial even when living far from the homeland. Surau is remembered as a vital space for nurturing religious and social character. However, modernization and the influence of foreign cultures pose significant challenges, particularly for younger generations who are increasingly distancing themselves from traditional values. Therefore, the revitalization of cultural values through family involvement and culturally-rooted education is essential to ensure the sustainability of Minangkabau cultural identity. This study provides insights for future programs on character education based on local wisdom, especially among Minangkabau migrants. ABSTRAK Budaya Minangkabau dikenal dengan sistem matrilineal yang unik dan tradisi merantau sebagai bagian penting dalam pembentukan jati diri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketahanan identitas budaya Minangkabau di tengah dinamika perantauan, dengan fokus pada peran bahasa, nilai adat, dan pendidikan informal seperti surau. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi naratif berdasarkan transkrip wawancara personal seorang perantau Minangkabau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Minangkabau dan ungkapan adat seperti "Dimano bumi dipijak, disitu langik dijunjuang" menjadi kompas moral dalam kehidupan di perantauan. Nilai-nilai adat, khususnya peran mamak sebagai pendidik moral dan penjaga kehormatan suku, tetap dijunjung meskipun jarak memisahkan dari kampung halaman. Pendidikan surau dikenang sebagai ruang pembentukan karakter religius dan sosial yang mendalam. Meski demikian, modernisasi dan pengaruh budaya luar menimbulkan tantangan signifikan, terutama bagi generasi muda yang cenderung menjauhi nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, revitalisasi nilai-nilai budaya melalui peran keluarga dan pendidikan berbasis adat menjadi kebutuhan mendesak agar identitas budaya Minangkabau tetap lestari. Temuan ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk memperkuat program pendidikan karakter berbasis budaya lokal, khususnya di kalangan perantau Minangkabau.
INTERAKSI RESIPROKAL OTAK DAN PERILAKU PADA PERKEMBANGAN ANAK Santana, Selly Aprilia; Kusumah, Tyara Intana Putri; Purwati, Purwati
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v5i2.4851

Abstract

The golden period in early childhood is a critical phase in the development of the child's brain, where the neural foundation is intensively formed through experience, social interaction, and parenting patterns. This study aims to examine the reciprocal relationship between brain development and behavior in early childhood and how parenting patterns affect these dynamics. The method used is a literature study with a descriptive qualitative approach, carried out through data collection and secondary data analysis from relevant scientific journal articles. The results of the study indicate that brain function structures such as the prefrontal cortex, amygdala, and hippocampus have an important role in the development of children's behavior and emotional regulation. The development of the prefrontal cortex contributes to the ability to manage emotions, focus attention, and demonstrate children's behavior that is in accordance with social norms. Maladaptive behavior in early childhood that arises due to negative parenting patterns can interfere with and damage the development of brain tissue, especially in the memory and self-control centers, thereby inhibiting healthy brain circuits in children. In conclusion, there is a reciprocal relationship between the brain and children's behavior, where positive, responsive, and consistent parenting plays a major role in shaping healthy neural development in early childhood. This study emphasizes the importance of parenting intervention approaches that support optimal child brain development. ABSTRAKPeriode keemasan pada anak usia dini merupakan fase kritis dalam perkembangan otak anak, di mana fondasi neural dibentuk secara intensif melalui pengalaman, interaksi sosial, dan pola pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan resiprokal antara perkembangan otak dan perilaku anak usia dini dan bagaimana pola pengasuhan memengaruhi dinamika tersebut. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dilakukan melalui pengumpulan data dan análisis data sekunder dari artikel jurnal ilmiah yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa struktur fungsi otak seperti prefontal cortex, amigdala, dan hippocampus memiliki peran penting dalam perkembangan perilaku dan regulasi emosi anak. Perkembangan prefontal cortex berkontribusi terhadap kemampuan mengelola emosi, fokus perhatian, serta menunjukkan perilaku anak yang sesuai dengan norma sosial. Perilaku maladaptif anak usia dini yang muncul akibat pola asuh negatif dapat mengganggu dan merusak perkembangan jaringan otak terutama pada pusat memori dan pengendalian diri, sehingga menghambat sirkuit otak anak yang sehat. Kesimpulannya, terdapat hubungan timbal balik antara otak dan perilaku anak, di mana pengasuhan yang positif, responsif, dan konsisten sangat berperan dalam membentuk perkembangan neural yang sehat pada anak usia dini. Penelitian ini menekankan pentingnya intervensi pendekatan pengasuhan yang mendukung perkembangan otak anak secara optimal.