Loyalitas bisa tercapai jika coffee shop memiliki kualitas pelayanan. Sedangkan kualitas pelayanan adalah sikap pelanggan dari hasil perbandingan penghargaan kualitas pelayanan dengan kinerja perusahaan. Perbandingan tersebut jika ditempatkan pada pelanggan merupakan persepsi, yaitu atensi untuk melihat dan merasakan kualitas pelayanan dan kebutuhannya yang kemudian dipersepsikannya. Sehingga, jika pelayanan yang diterimanya dapat memenuhi apa yang diharapkan atau bahkan melampaui harapan pelanggan, maka dipersepsikan memuaskan. Terkait dengan hal itu, Kafe Kilabret membutuhkan kualtas pelayanan, karena pelayanannya masih buruk dan pelayannya tidak senyum. Maka tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah pelatihan kualitas pelayanan di Kafe Kilabret, Jakarta. Pelatihan dilakukan melalui tiga langkah. Pertama, membuat modul pelatihan. Kedua, melakukan pelatihan yaitu memberikan pengertian dan menunjukkan contoh tentang kualitas pelayanan. Ketiga, pekerja dan pemilik mempraktekkan. Ketiga, evaluasi dilakukan secara kualitatif. Pertama, setelah melakukan pelatihan, tim kami mengisi apa saja pelayanan yang kurang. Kedua, mengawasi praktek pekerja setelah pelatihan dengan observasi. Ketiga, satu minggu setelahnya, mengobservasi hasil pelatihan. Hasilnya, Kafe Kilabret belum mempunyai SOP terkait dengan standar pelayanan, serta SOP pemilihan bahan baku dan pengawasan kualitas, maka pekerja hanya melakukan sesuai dengan pemahaman di pelatihan. Satu minggu kemudian, kami melakukan observasi di mana hasilnya Kafe Kilabret sudah berubah menggunakan kualitas pelayanan dalam melayani pelanggan, meskipun tidak ada SOP. Maka, tim kami memiliki dua rekomendasi. Pertama, segera membuat SOP tentang kualitas pelayanan, setelah SOP dibuat, harus melakukan pelatihan terhadap karyawan. Kedua, harus melakukan evaluasi secara berkala terkait dengan kualitas pelayanan.