Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari yang berlebihan akan meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan mengaktifkan makrofag untuk melepaskan enzim matriks metalloproteinase (MMP) yang terlibat dalam degradasi matriks ekstraseluler kulit, seperti pelepasan kolagen dan elastin. Dalam mengatasi hal tersebut, lapisan epidermis kulit menyediakan berbagai senyawa penyerap sinar UV salah satunya yaitu melanin. Tetapi produksi pigmen melanin yang berlebihan dapat menyebabkan hiperpigmentasi yang menyebabkan tanda-tanda penuaan kulit. Sehingga, untuk mencegah hiperpigmentasi diperlukan tabir surya. Mikroalga Spirulina platensis menjadi salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai bahan aktif tabir surya karena mengandung flavonoid dan senyawa fenolik yang melimpah. Kandungan tersebut bermanfaat untuk menyerap sinar UV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak etanol 90% Spirulina platensis yaitu 6%, 7%, dan 8% terhadap nilai SPF krim tabir surya dengan krim yang tidak diberi ekstrak, karakteristik fisik dan stabilitas sediaan krim tabir surya. Hasil pengujian SPF tertinggi secara in vitro dari krim dengan konsentrasi ekstrak 8% yaitu sebesar 22,05 dengan kategori proteksi ultra, dan krim yang tidak diberi ekstrak nilai SPFnya sebesar 0,5. Hasil evaluasi krim tabir surya berekstrak yaitu berwarna hijau pekat kecoklatan, bau khas wangi spirulina kuat, konsistensinya lembut, homogen, pH 6, tipe emulsi M/A, daya lekat 2-7 detik, dan daya sebar 5 – 6 cm. Uji stabilitas dengan cycling test menunjukkan hasil semua krim tabir surya stabil.