Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERGESERAN MAKNA KANCA WINGKING DALAM PERSPEKTIF GENERASI MILENIAL Chasanah, Lisa Nur; Arimi, Sailal
Widyaparwa Vol 52, No 2 (2024)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v52i2.1674

Abstract

In Javanese culture, a woman who has become a wife is called a kanca wingking (friend at the back). Along with the rapid development of technology and information, there are social changes in society. One of them is the shifting role of kanca wingking in Javanese society. This study aims to reveal the shifting role of kanca wingking from the perspective of the millennial generation. The research uses the theory of language variation and changes to analyze the shifting meaning of kanca wingking with a focus on three variables (gender, age, and education). This research is a qualitative descriptive research. The data of this research is in the form of language collected through a questionnaire method using Google Forms. This questionnaire was limited to respondents of Javanese descent who were born and raised in the region, language, and culture of Java (East Java, Central Java, Yogyakarta). A total of 121 respondents were collected, consisting of two generations, namely generation Y and generation Z. The results showed that the shift in the meaning of kanca wingking from the perspective of the millennial generation almost completely occurred in the present. Generation Y tends to know the meaning of kanca wingking better than generation Z. The term kanca wingking is not completely abandoned but has a very different role in the household and views or perceptions among the community. The role of kanca wingking in the perspective of the millennial generation is more flexible, less rigid, and likes freedom, while the perspective or view in society tends to positively assess and support the achievements of a woman or wife.Dalam kebudayaan Jawa, perempuan yang telah berstatus menjadi seorang istri disebut dengan istilah kanca wingking (teman di belakang). Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat menyebabkan adanya perubahan sosial di dalam masyarakat. Salah satunya adalah pergeseran peran kanca wingking dalam masyarakat Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pergeseran peran kanca wingking dalam perspektif generasi milenial. Penelitian menggunakan teori variasi dan perubahan bahasa untuk menganalisis pergeseran makna kanca wingking dengan fokus pada tiga variabel (jenis kelamin, usia, dan pendidikan). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa bahasa yang dikumpulkan melalui metode kuesioner menggunakan Google Form. Kuesioner ini dibatasi pada responden keturunan asli Jawa yang lahir hingga besar berada di wilayah, bahasa, dan budaya Jawa (Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY). Responden terkumpul sejumlah 121 orang yang terdiri dari atas dua generasi, yaitu generasi Y dan generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran makna terhadap kanca wingking dalam perspektif generasi milenial hampir sepenuhnya terjadi di masa sekarang. Generasi Y cenderung lebih mengetahui makna kanca wingking daripada generasi Z. Istilah kanca wingking tidak sepenuhnya ditinggalkan, tetapi memiliki peran yang sangat jauh perbedaannya dalam rumah tangga dan pandangan atau persepsi di kalangan masyarakat. Peran kanca wingking dalam perspektif generasi milenial lebih fleksibel, tidak kaku, dan menyukai kebebasan, sedangkan perspektif atau pandangan di dalam masyarakat cenderung menilai positif dan mendukung atas prestasi seorang perempuan ataupun istri.
Struktur Layang Lelayu dalam Bahasa Jawa: Analisis Genre dan Sosiolinguistik Chasanah, Lisa Nur; Winarti, Daru
MEMACE: Jurnal Linguistik, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Asing Vol. 3 No. 1 (2025): MEMACE: Jurnal Linguistik, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Asing
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/memace.v3i1.3657

Abstract

Kematian adalah salah satu siklus kehidupan yang pasti akan terjadi pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan pemakaian bahasa pada layang lelayu dalam bahasa Jawa dengan menggunakan analisis genre dan sosiolinguistik. Data penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang diambil dari teks layang lelayu berbahasa Jawa di wilayah Soloraya dan Yogyakarta pada tahun 2023-2024. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan teori Swales (moves analysis) dan teori Dell Hymes (speaking). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks layang lelayu berbahasa Jawa memiliki lima langkah wajib, yaitu judul, salam pembuka, isi, penutup, dan salam penutup. Kemudian satu langkah pilihan, yakni keterangan. Pemakaian bahasa pada teks layang lelayu dipengaruhi adanya aktor agama, bahasa, sosial, budaya, dan hubungan kekerabatan.
Penggunaan Preposisi di, pada, dan dalam: Sebuah Studi Sintaksis dalam Ragam Bahasa Jurnalistik Berbasis Korpus Chasanah, Lisa Nur
Deskripsi Bahasa Vol 8 No 1 (2025): 2025 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.14588

Abstract

Preposition is a word that functioning for laying down words, phrases, or clauses. The aim of this research was to know the frequency, determine colligation patterns, and describe the syntactical roles of prepositions ‘di’, ‘pada’, and ‘dalam’ in a range of language used in journalism with a corpus-based syntactic approach. This study is a qualitative descriptive, taking out corpus-based data in the forms of prepositions ‘di’, ‘pada’, and ‘dalam’. The data sources for this research were taken from 21 online news articles during August-September 2023, with the keyword that thesis was not mandatory. The data were collected using the corpus method utilizing the AntConc application version 3.5.9. Once the data were collected, four stages were performed: data reduction, data presentation, data verification, and data analysis. The results of data analysis was formally presented in the form of diagrams and tables and informally in the form of descriptions or descriptions. This study found the difference in the frequency of the three prepositions was quite enormous; the preposition ‘di’ was found 192 words, the preposition ‘pada’ was counted 60 words, and the preposition ‘dalam’ was 119 words. The colligation pattern of prepositions ‘di’, ‘pada’, and ‘dalam’ was mostly followed by non-persona nouns and least followed by nominal phrases or persona nouns. In journalistic language varieties, prepositions ‘di’ and prepositions ‘pada’ have syntactic roles of temporal, spatial, and recipient, while prepositions ‘dalam’ have no syntactic role of the recipient.