Meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Jayapura, khususnya di Kampung Netar, Ayapo, dan Nolokla, tidak terlepas dari perubahan pola hidup yang tidak sehat dan kurangnya edukasi kesehatan. Pelaksanaan program Posbindu (Pos Pelayanan Terpadu) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Jayapura bertujuan untuk menanggulangi meningkatnya prevalensi PTM di masyarakat, khususnya di wilayah Kampung Netar, Ayapo, dan Nolokla. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, dan observasi dengan melibatkan 36 informan, meliputi petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan peserta program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita PTM (85,71%) berusia ≥48 tahun, dengan hipertensi sebagai penyakit terbanyak yang ditemukan, yaitu 85,71% dari kelompok usia tersebut. Selain itu, penderita PTM yang hanya berpendidikan SMP mencapai 42,86%, hal ini menunjukkan masih adanya kesenjangan kesadaran kesehatan meskipun tingkat pendidikan sudah tinggi. Faktor gaya hidup muncul sebagai kontributor signifikan terhadap PTM, dengan kurangnya kebiasaan sehat yang tercatat di antara masyarakat. Kader (petugas kesehatan masyarakat) memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran, namun efektivitas mereka bervariasi secara signifikan antar desa, dengan kesadaran 100% di Kampung Netar dibandingkan dengan keterlibatan yang lebih rendah di Ayapo dan Nolokla. Sebagai kesimpulan, meskipun program Posbindu telah beroperasi sejak 2018 dan mematuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diperkenalkan pada tahun 2019, penekanan yang lebih besar pada pendidikan pencegahan dan peningkatan keterlibatan masyarakat sangat penting untuk mengurangi prevalensi PTM.