Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kebijakan dan implementasi Posbindu PTM di Puskesmas Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua Yunita Irianti Mangonto; Ria Romantir; Antonius Satrio Wicaksono Dosinaeng; Yohanes Saway; Mince Touw
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 8 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) telah muncul sebagai tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, yang memerlukan tindakan pencegahan yang efektif seperti program Posbindu. Studi ini mengevaluasi pelaksanaan dan dampak Posbindu PTM di Puskesmas Harapan, dengan fokus pada tren prevalensi PTM terkait usia dan pendidikan. Pendekatan metode campuran digunakan, menggabungkan data kuantitatif dari catatan kesehatan dengan wawancara kualitatif yang melibatkan petugas kesehatan masyarakat dan penduduk setempat. Temuan tersebut mengungkapkan prevalensi PTM yang lebih tinggi, terutama di antara individu berusia 48 tahun ke atas, sementara tingkat pendidikan secara signifikan memengaruhi kesadaran dan perilaku kesehatan. Secara khusus, individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan pengetahuan yang lebih baik tentang risiko kesehatan, namun banyak yang masih mengalami PTM, yang menunjukkan bahwa pendidikan saja tidak cukup. Tantangan seperti keterbatasan dana, pelatihan yang tidak memadai untuk kader kesehatan, dan keterlibatan masyarakat yang rendah secara signifikan menghambat pelaksanaan program Posbindu yang efektif. Pembahasan menekankan perlunya peningkatan pendidikan kesehatan dan keterlibatan masyarakat secara aktif untuk memaksimalkan manfaat inisiatif Posbindu. Selain itu, strategi untuk meningkatkan alokasi sumber daya dan meningkatkan partisipasi masyarakat direkomendasikan untuk memperkuat jangkauan dan efektivitas program. Kesimpulannya, penguatan program Posbindu PTM sangat penting untuk mengurangi faktor risiko PTM dan meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan di masyarakat, sehingga berkontribusi pada populasi yang lebih sehat dan lebih terinformasi. Kata Kunci : Penyakit tidak menular, posbindu PTM, kesehatan masyarakat
Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua Antonius Satrio Wicaksono Dosinaeng; Yunita Irianti Mangonto; Derik Pibino; Ria Romantir; Lewi Itlay
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Jayapura, khususnya di Kampung Netar, Ayapo, dan Nolokla, tidak terlepas dari perubahan pola hidup yang tidak sehat dan kurangnya edukasi kesehatan. Pelaksanaan program Posbindu (Pos Pelayanan Terpadu) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Jayapura bertujuan untuk menanggulangi meningkatnya prevalensi PTM di masyarakat, khususnya di wilayah Kampung Netar, Ayapo, dan Nolokla. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, dan observasi dengan melibatkan 36 informan, meliputi petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan peserta program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita PTM (85,71%) berusia ≥48 tahun, dengan hipertensi sebagai penyakit terbanyak yang ditemukan, yaitu 85,71% dari kelompok usia tersebut. Selain itu, penderita PTM yang hanya berpendidikan SMP mencapai 42,86%, hal ini menunjukkan masih adanya kesenjangan kesadaran kesehatan meskipun tingkat pendidikan sudah tinggi. Faktor gaya hidup muncul sebagai kontributor signifikan terhadap PTM, dengan kurangnya kebiasaan sehat yang tercatat di antara masyarakat. Kader (petugas kesehatan masyarakat) memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran, namun efektivitas mereka bervariasi secara signifikan antar desa, dengan kesadaran 100% di Kampung Netar dibandingkan dengan keterlibatan yang lebih rendah di Ayapo dan Nolokla. Sebagai kesimpulan, meskipun program Posbindu telah beroperasi sejak 2018 dan mematuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diperkenalkan pada tahun 2019, penekanan yang lebih besar pada pendidikan pencegahan dan peningkatan keterlibatan masyarakat sangat penting untuk mengurangi prevalensi PTM.