Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna spiritual dan stilistika dalam mantra Pawiwahan Adat Hindu Bali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan mengungkapkan Makna Spiritual dan Stilistika Mantra Pawiwahan Adat Hindu Bali Di Desa Werdhi Agung. Pengumpulan data menggunakan teknik obsevasi dan wawancara. Sumber data yaitu pemangku yang adat di Desa Werdhi Agung Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Makna spititual Mantra Upacara Pawiwahan Adat Hindu Bali memiliki makna spiritual permbersihan yang bertujuan memohon keselamatan kepada Tuhan agar sifat-sifat yang tidak baik pada manusia dapat dibersihkan (Byakala); memohon kepada Tuhan agar diberikan perlindungan dan ketentraman (Durmengala); memohon kesehatan dan Panjang umur serta terhindar dari marah bahaya (Prayasista); memohon kepada Tuhan agar badan dan pikiran dapat disucikan (Pengelukatan); memohon pada Tuhan agar dapat dilindungi dan diberikan keselamatan, kerukunan dan kesejahteraan (Pengulapan); memohon kepada Tuhan agar apa yang dilakukan hari ini dapat direstu oleh Tuhan. Upacara Pawiwahan adalah upacara saksi, baik di hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa maupun kepada masyarakat, bahwa kedua orang tersebut mengikatkan diri sebagai suami istri. Dari segi Stilistika, mantra Pawiwahan dalam agama Hindu Bali mencakup: repetisi, tautotes, asonansi, dan hiperbola. Makna Spiritual Mantra Pawiwahan adalah memohon kepada Tuhan agar manusia, dapat dibersihkan, disucikan, diberi kesehatan, kesejahteraan, panjang umur, dan terhindar dari marahbahaya. Makna Spiritual dan Stilistika mantra Pawiwahan Adat Hindu Bali berimplikasi pada pembentukan karakter siswa, karena dapat meningkatkan keyakinan dan keimanan kepada Tuhan.