Wijaya, Yudhi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbandingan Pemberian Fentanil dengan dan tanpa Lidokain Intravena terhadap Hemodinamik Pasca-Intubasi Endotrakeal dan Nilai Nyeri Tenggorokan Pascaoperasi di RSUP H. Adam Malik Medan Wijaya, Yudhi; Lubis, Andriamuri Primaputra; Wijaya, Dadik Wahyu
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 42 No 3 (2024): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v42i3.341

Abstract

Latar Belakang: Intubasi endotrakeal dilakukan dalam berbagai situasi seperti kegagalan ventilasi noninvasif pada pasien perawatan intensif. Nyeri tenggorokan (postoperative sore throat) dan suara serak (hoarseness) merupakan komplikasi intubasi endotrakeal yang paling sering terjadi karena menyebabkan trauma mukosa jalan napas. Insiden nyeri tenggorokan dan suara serak akibat intubasi endotrakeal berkisar antara 5,7 – 90%, di mana 14,4 – 50% keluhan nyeri tenggorokan dan suara serak tersebut muncul segera setelah operasi. Metode: Desain penelitian ini menggunakan uji klinis acak terkontrol tersamar ganda (randomized double blind controlled clinical trial), untuk mengetahui pemberian fentanil dengan kombinasi lidokain dan fentanil terhadap hemodinamik pasca-intubasi endotracheal tube. Hasil: Usia rerata pada kelompok A yaitu 46-55 tahun, sedangkan pada kelompok B yaitu 26-35 tahun. Penurunan hemodinamik terutama mean arterial pressure (MAP) pasca-intubasi pada kelompok A (89,79 ± 8,74 mmHg) lebih kecil dibandingkan dengan kelompok B (91,81 ± 8,39 mmHg). Peningkatan visual analogue score (VAS) pada sore throat pasca-intubasi pada kelompok B (2,05 ± 0,74) lebih besar daripada kelompok A (1,81 ± 0,68). Pada uji normalitas didapatkan MAP pre-intubasi dan pasca-intubasi, serta sore throat pasca-intubasi terdistribusi normal (p > 0,05). Rerata sore throat kelompok A adalah 1,81 ± 0,68 dan kelompok B 2,05 ± 0,74 dengan nilai p sebesar 0,284 (p > 0,05). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna sore throat pasca-intubasi pada kedua kelompok. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada hemodinamik dan penilaian nyeri tenggorokan pascaoperasi pada pemberian fentanil dengan kombinasi lidokain intravena dan fentanil intravena pasca-intubasi endotracheal tube.