Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Edukasi Pembuatan Muniman Herbal Penurun Hipertensi Berbahan Bunga Telang (Clitoria Ternatea) pada Masyarakat Dusun 1 Desa Bahagia Kecamatan Palolo Arniawan, Arniawan; Kandita, Mila; Versha, Versha; Aulia A, Nasywa; Gracella, Laura; Marifa, Marifa; Adelia, Sasrina; Sakariya, Sakariya; Ramadan, Andra; Billy, Alfrian; Dinar, Syam
Abdimas Indonesian Journal Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Civiliza Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/aij.v4i2.494

Abstract

Hypertension is a condition where blood pressure in the blood vessels increases chronically and is still a serious health problem because its arrival is often not noticed and can continue to get worse until it reaches a level that threatens the life of the sufferer. Therefore, therapy is needed to overcome hypertension, namely with non-pharmacological therapy, one of the treatments for hypertension using non-pharmacology can use butterfly pea flowers (clitoria ternatea). The purpose of this community service is to educate the community about making herbal drinks to lower hypertension from butterfly pea flowers (clitoria ternatea). With the method of socialization and discussion and evaluated to assess the level of knowledge through pre-test and post-test questionnaires. From 15 people in Hamlet I, Bahagia Village, a pre-test was obtained with level of knowledgethe less category with a total of 8 people (54.4%), the sufficient category with 5 people (33.3%) and the good category with 2 people (13.3%) Meanwhile, the post-test results showed that the level of knowledge was in the poor category with 1 person (6.7%), the sufficient category was 2 people (13.3%) and the good category was 12 people (80%). From the comparison of the results, there is an increase in public knowledge and understanding of the material provided. This activity can be carried out well thanks to cooperation. The Head of Bahagia Village, the Midwife of Bahagia Village, the Head of Hamlet I and local residents who have a history of hypertension willing to be a participant.
Tinjauan Hukum atas Pungli dalam Layanan SIM: Kasus Maladministrasi di Polresta Serang Tua, Wulan Roma; Ramadhani, Zalfa Adzkia; Gracella, Laura; Febrian, Febri
CONSTITUO : Jurnal Riset Hukum Kenegaraan dan Politik Vol 4 No 1 (2025): CONSTITUO Jurnal Riset Hukum Kenegaraan dan Politik
Publisher : Prodi Hukum Tata Negara Islam (Siyasah Syar'iyyah) STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/constituo.v4i1.4744

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi praktik pungutan liar (pungli) dalam pelayanan pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Polresta Serang. Meskipun sudah ada regulasi dan prosedur resmi, pungli masih terjadi baik oleh oknum petugas secara langsung maupun melalui calo. Dengan pendekatan yuridis sosiologis, hasil penelitian menunjukkan bahwa pungli merupakan penyalahgunaan wewenang yang melanggar prinsip pelayanan publik dan memperkuat budaya korupsi mikro. Upaya pemberantasan melalui Satgas Saber Pungli dan digitalisasi layanan belum optimal karena lemahnya pengawasan, dan rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Diperlukan reformasi menyeluruh melalui penguatan hukum, pemberdayaan masyarakat, dan penanaman budaya integritas untuk mewujudkan pelayanan publik yang bersih dan adil.
Program Food Estate dan Perlindungan Hak Masyarakat di Merauke Solapari, Nuryati; Nazhiah, Agnia; Adzkia, Zalfa; Niluh, Refina; Gracella, Laura
Jurnal Inovasi Global Vol. 2 No. 12 (2024): Jurnal Inovasi Global
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jig.v2i12.239

Abstract

Food Estate merupakan istilah populer untuk kegiatan usaha budidaya tanaman skala luas yang konsepnya berupa pengembangan pangan yang dilakukan pemerintah secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, juga peternakan di suatu kawasan atau wilayah. Dari kegiatan usaha budidaya tanaman yang dilakukan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), modal, serta organisasi dan manajemen modern yang berskala 785 hektar. Namun dalam pengaplikasian food estate ini terdapat problematika yang menjegal upaya untuk pemerintah dalam penanganan perubahan iklim bahkan berisiko konflik dengan masyarakat. Adapun, Hak Masyarakat yaitu hak yang dimiliki oleh warga negara, suatu kelompok, atau komunitas yang bertujuan untuk menciptakan kedamaian, menjaga kesejahteraan sosial, dan melindungi kepentingan bersama dalam berbagai aspek. Hak Masyarakat dalam konteks hukum seringkali diakui melalui undang-undang atau konstitusi, dan pelaksanannya dapat diawasi oleh negara atau lembaga tertentu. Sangat disayangkan hal tersebut tidak terealisasi pada masyarakat di Wilayah Merauke yang mengalami konflik dengan pemerintah yang disebabkan oleh program food estate di mana ada pihak yang dirugikan dalam program food estate tersebut.