Arif, M Syaikhul
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Nilai-Nilai Qurban Dalam Perspektif Ibadah, Ekonomi, Dan Sosial Pratama, Syahrul; Arif, M Syaikhul
Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 7 No I (2024): Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54459/almizan.v7iI.655

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai Qurban dalam perspektif ibadah, ekonomi, dan sosial, serta menjelaskan bagaimana nilai-nilai ini memberikan manfaat bagi umat Muslim dan masyarakat secara luas. Penelitian ini dilakukan melalui analisis literatur dan pengumpulan data yang relevan. Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai qurban dalam perspektif ibadah, ekonomi, dan sosial. Ibadah qurban merupakan praktik penting dalam agama Islam yang melibatkan pengorbanan hewan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami manfaat dan implikasi dari nilai-nilai qurban dalam tiga dimensi tersebut. Dalam perspektif ibadah, qurban memungkinkan umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan keimanan, dan memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya. Ibadah qurban juga mengingatkan umat Muslim akan pengorbanan Nabi Ibrahim dan memperkuat kesadaran religius mereka. Dasar hukum untuk ibadah qurban dapat ditemukan dalam Al-Quran. Dalam perspektif ekonomi, qurban memiliki manfaat yang signifikan. Melalui distribusi daging kurban kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan, qurban mendorong distribusi kekayaan yang lebih adil dalam masyarakat. Hal ini membantu mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan keadilan ekonomi. Selain itu, qurban juga memberikan peluang ekonomi kepada peternak dan pedagang hewan kurban, yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Dasar hukum untuk implikasi ekonomi qurban dapat ditemukan dalam hadis yang mendorong membantu kaum fakir dan miskin. Dalam perspektif sosial, qurban memiliki nilai-nilai solidaritas dan persaudaraan. Melalui pembagian daging kurban, qurban memperkuat ikatan sosial antara umat Muslim, menciptakan rasa persatuan, dan mengurangi kesenjangan sosial. Ibadah qurban juga membantu membangun jiwa sosial individu, memupuk empati, kepedulian, dan kesadaran sosial. Dasar hukum untuk nilai-nilai sosial qurban dapat ditemukan dalam Al-Quran, yang menekankan pentingnya membantu sesama. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibadah qurban memiliki manfaat yang luas dalam perspektif ibadah, ekonomi, dan sosial. Memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai qurban ini dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat kehidupan spiritual, membangun keadilan ekonomi, dan mendorong solidaritas sosial dalam masyarakat Muslim.
Konsumsi Dalam Perspektif Ekonomi Islam Stevia, Stevia; Arif, M Syaikhul
Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 8 No 1 (2025): Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54459/almizan.v8i1.996

Abstract

Studi Islam tentang konsumsi sangatlah penting agar seseorang berhati-hati dalam menggunakan harta atau berbelanja. Sebuah negara mungkin memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi jika kekayaan tersebut tidak diatur dengan baik dan manfaatnya tidak diukur secara tepat, maka kesejahteraan akan gagal tercapai. Oleh karena itu, hal yang paling penting dalam hal ini adalah bagaimana kekayaan tersebut digunakan, yang harus diarahkan pada pilihan-pilihan (preferensi) yang mengandung maslahah (kebaikan dan kemanfaatan), sehingga harta dapat digunakan dengan cara terbaik demi kemakmuran dan manfaat bagi individu, masyarakat, dan umat secara keseluruhan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah naluri manusia. Sejak lahir, manusia telah menunjukkan keinginan untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, misalnya dengan menangis sebagai tanda bahwa seorang bayi lapar dan ingin menyusu kepada ibunya. Seiring bertambahnya usia hingga mencapai kedewasaan, keinginan dan kebutuhan manusia akan terus meningkat, mencapai puncaknya pada usia tertentu, lalu menurun hingga seseorang meninggal dunia. Dalam menjalankan aktivitas konsumsi, Islam hadir sebagai konsep hidup yang mengatur bagaimana pola konsumsi seharusnya sesuai dengan hukum Islam, karena dalam pandangan Islam, aktivitas konsumsi merupakan bagian dari ibadah, bukan sekadar pemenuhan kebutuhan hidup.
Konsekuensi Akad Al-Ariyah Dalam Fiqh Muamalah Maliyah Perspektif Ulama Madzahib Al-Arba'ah Arif, M Syaikhul; Munawarah, Dzati
Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 6 No I (2023): Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54459/almizan.v6iI.498

Abstract

Hidup dimuka bumi ini selalu melakukan yang namanya kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Bertransaksi (berakad) untuk menjalankan kehidupan, tanpa disadari bahwa dalam kehidupan selalu melakukan akad al-Ariyah (pinjam-meminjam). Pinjammeminjam dilakukan, baik berupa barang, uang, ataupun lainnya. Terlebih pada saat ini banyak peristiwa, pertikaian, atau kerusuhan di masyarakat dikarenakan persoalan pinjam-meminjam. Tidak heran kalau hal ini muncul persoalan setiap masyarakat dan berakhir di pengadilan. Hal ini terjadi dikarenakan ketidak pahamannya akan hak dan kewajiban terhadap persoalan hal pinjammeminjam.Kajian tentang pinjaman (al-Ariyah), penulis berminat untuk membahas tentang : Konsekuensi Akad al-Ariyah dalam Fiqh Muamalah Maliyah Perspektif Ulama Madzahibul Arba'ah yang penulis kaji dari berbagai aspeknya, pengertian, hukum, konsekuensi, dan lainnya tentang pinjam meminjam (al-Ariyah) agar tidak ada kesalah-pahaman dan paham yang salah mengenai akad al-Ariyah (pinjam meminjam).Harta adalah komponen pokok dalam kehidupan manusia, di mana harta merupakan unsur ad-dharuri yang memang tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Dengan harta manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer maupun sekunder dalam kehidupan sehari-hari. Dalam matarantai interaksi sosial dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka terjadilah hubungan horizontal antar manusia, yaitu yang berkaitan dengan Muamalah Maliyah, karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna, dan saling membutuhkan, karena menusia juga memiliki hasrat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, yang tidak ada habisnya, kecuali dengan rasa syukur dan ikhlas kepada Allah swt., secara kontekstual hal ini pula perlu mengenalkan adanya Allah swt. yang memberi nikmat dan rizki kepada manusia sehingga dapat merasakan kebahagiaan dalam dirinya.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN CELENGAN MENABUNG DINI UNTUK BEKAL MASA DEPAN Arif, M Syaikhul; Said, M.; Apriyani, Mirna; Hanifa, Siti
Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 5 No II (2022): Al-Mizan: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54459/almizan.v5iII.709

Abstract

Pembiasaan menabung sejak dini perlu diupayakan dengan cara pengabdian masyarakat oleh perguruan tinggi dengan cara sosialisasi dan praktek pembuatan celengan/ tabungan dan pemberian rewead, dan survey hasil pelaksanaan pengabdian tersebut untuk melihat tingkat keberhasilannya.