Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBIASAAN KONSUMSI KOPI DAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT BESI DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Ardiansyah, Miko; Muniroh, Lailatul; Maharani, Fenny Putri
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 3 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i3.2021

Abstract

Anemia is a nutritional deficiency problem that is prone to be experienced by adolescent girls. Anemia can be influenced by iron intake from food sources and other factors such as coffee consumption habits. The aim of this research was to analyze the relationship between coffee consumption habits and iron sufficiency levels with anemia in adolescent girls at SMAN 1 Manyar Gresik. The research method used was observational with a cross-sectional design. The total population consisted of 487 female students from grades X and XI at SMAN 1 Manyar Gresik. The sample size was 78 individuals selected using proportional random sampling technique. Data on iron sufficiency levels and coffee consumption habits were obtained from filling out the SQ-FFQ questionnaire. Respondents' anemia status data were obtained by measuring hemoglobin levels using a hemoglobinometer (easy touch). Data analysis was conducted using the Chi-square test. This study showed that 23% of respondents had anemia and the results of statistical tests indicated that there was a relationship between the time of coffee consumption (p= 0.005) and the level of iron intake (p=0.003) with anemia. The research concluded that sufficient iron intake and consumption of coffee more than 2 hours before/after meals will reduce the risk of anemia. Therefore, respondents are advised to pay attention to the timing of coffee consumption to avoid inhibiting iron absorption.
TATALAKSANA PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PASIEN ANAK DENGAN SINDROM NEFROTIK RESISTEN STEROID Ardiansyah, Miko; Muniroh, Lailatul
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27196

Abstract

Sindrom nefrotik merupakan salah satu sindrom yang ditandai adanya kelainan pada ginjal sehingga memerlukan asuhan gizi guna menurunkan risiko komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil implementasi tatalaksana proses asuhan gizi terstandar pada pasien anak sindrom nefrotik resisten steroid, syok hipovolemik, vomiting, gastroenteritis, leukositosis, trombositosis, acute kidney injury (AKI), hiperuricemia, hipoalbumin, hiponatremia, dan asidosis metabolik. Studi kasus ini dilakukan di RS X berlokasi di Surabaya selama tiga hari pada 26 Oktober-28 Oktober 2023. Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan desain observasional analitik. Tatalaksana asuhan gizi yang dilakukan meliputi asesmen, diagnosis gizi, intervensi, monitoring dan evaluasi. Data yang diperoleh saat asesmen serta monitoring evaluasi berupa data asupan makan, hasil pengukuran antropometri, hasil pemeriksaan biokimia, dan hasil pemeriksaan fisik klinis yang didapatkan melalui wawancara dan data rekam medis pasien. Kemudian, data dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah pengamatan selama tiga hari menunjukkan bahwa asupan pasien belum memenuhi target asupan yang diberikan, hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan mayoritas parameter terjadi penurunan menuju nilai normal apabila dibandingkan dengan hasil pemeriksaan biokimia saat dilakukan asesmen, hasil pemeriksaan fisik klinis pasien menunjukkan perbaikan meskipun masih terjadi penumpukan cairan di seluruh tubuh. Simpulan dari penelitian ini adalah hasil tatalaksana proses asuhan gizi terstandar mampu membantu memperbaiki kondisi pasien meskipun belum memenuhi target yang ditetapkan. Dengan demikian, perlu dilakukannya pengkajian gizi secara berulang sesuai dengan hasil pemantauan kondisi pasien untuk memberikan asupan makanan yang sesuai sehingga memaksimalkan asupan pasien.