Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Angka Penyesalan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasca Tuba Sterilisasi Pada Pasien yang Telah Menjalani Tuba Sterilisasi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2017 Munizar; Rizka Aditya; Hasnidar; Ida Murni
Journal of Medical Science Vol 1 No 1 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.324 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i1.6

Abstract

Sterilisasi pada wanita adalah salah satu metode kontrasepsi yang efektif dan aman mencegah kehamilan permanen. Beberapa wanita yang telah melakukan sterilisasi muncul penyesalan dikemudian hari, dan perasaan menyesal ini umumnya beriringan dengan keinginan untuk memiliki anak kembali. Penyesalan pasca tuba sterilisasi lebih banyak terjadi pada Negara dengan perekonomian lemah, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya keinginan untuk mempunyai anak kembali, perubahan status pernikahan pasca sterilisasi, kematian anak yang dimiliki, satus sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan, dan kepercayaan. Aceh adalah salah satu propinsi di Indonesia yang menerapkan syariah islam sebagai landasan dalam menjalankan pemerintahan, saat ini belum diketahui angka penyesalan pasca tuba sterilisasi di Aceh dan RSUD dr. Zainoel Abidin yang merupakan RS Propinsi yang mayoritas muslim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka penyesalan pasca tuba sterilisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di RSUD dr. Zainoel Abidin September 2014-Desember 2016. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif cross sectional, menggunakan total sampling data medical record pengguna KB kemudian dilakukan wawancara via telpon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 156 pasien yang melakukan tuba sterilisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin sejak September 2014-Desember 2016 dan 73 pasien berhasil dilakukan survei melalui wawancara lewat telpon. Semua pasien adalah muslim dengan usia rata-rata wanita melakukan tuba sterilisasi berkisar 36-45 tahun yaitu 51 orang (70%), usia termuda 23 tahun dan tertua 47 tahun. Lama pernikahan rata-rata 16 tahun, dengan pernikahan termuda 2 tahun. Jumlah anak rata-rata 4 orang, jumlah anak terendah 1 orang, dan terbanyak telah memiliki 7 anak. 67 pasien (91.8%) tuba sterilisasi merupakan pasien dengan bekas seksio cesarean dan tanpa komplikasi obstetri. Terdapat 8 orang (11%) diantaranya menyesal telah melakukan tuba sterilisasi. Faktor yang mempengaruhi diantaranya keinginan untuk memiliki anak kembali, jenis kelamin anak yang belum mencukupi , dan rasa berdosa.
Perbandingan Luaran Ibu dan Bayi Pada Penderita Sistemik Lupus Eritematosus dengan Berbagai Klinis yang Berbeda di RSUD dr. Zaenoel Abidin Banda Aceh Tahun 2016-2017 ( Suatu Case Series) Roziana; Rudy Harahap; Rizka Aditya
Journal of Medical Science Vol 1 No 1 (2020): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.097 KB) | DOI: 10.55572/jms.v1i1.8

Abstract

Sistemik lupus eritematosus (SLE) merupakan salah satu penyulit kehamilan, dimana mempunyai potensi untuk mengakibatkan kematian janin, kelahiran preterm maupun kelainan pertumbuhan janin. Kehamilan dapat mempengaruhi jalannya SLE dan janin bisa menjadi sasaran auto antibodi yang akan menyebabkan kegagalan kehamilan itu sendiri. Mengingat manifestasi klinik, perjalanan penyakit SLE sangat beragam dan risiko kematian yang cukup tinggi pada kehamilan dengan SLE maka diperlukan upaya dini serta penatalaksanaan yang tepat pada pasien SLE dalam kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan luaran ibu dan bayi pada penderita SLE dengan berbagai manifestasi klinis yang berbeda di RSUD dr. Zainoel Abidin Desember 2016-November 2017. Penelitian ini adalah serial kasus yang terdiri dari 3 sampel ibu hamil yang menderita SLE. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbandingan luaran ibu dan janin antara ketiga kasus SLE dengan manifestasi klinis yang berbeda – beda.
The Relationship Between Ovarian Cancer Stage and Histopathology Features in Operated Patients at Dr.Zainoel Abidin General Public Hospital in Banda Aceh, Indonesia Hasanuddin; Rizka Aditya; Pasca, Cindy Swara
Journal of International Surgery and Clinical Medicine Vol. 5 No. 1 (2025): Available online : 1 June 2025
Publisher : Surgical Residency Program Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/jiscm.v5i1.68

Abstract

Introduction: As the fourth leading of cancer death among worldwide for women, cancer of ovary remains a serious public health issue. Late-stage diagnosis is common and significantly reduces the 5-year survival rate—from 92% in early stages to just 17%–28% in advanced cases.  Unspecific symptoms of ovarian cancer cause most patients to present at an advance stage. Histopathology plays a role in diagnosis, prognosis, and decision-making for patient management. Recognizing histopathology early on helps direct therapy and improve patient outcomes. To date, however, no researches have been established on the relationship between ovarian cancer stage and histopathology type at Dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh, Indonesia. Methods: This study utilized a retrospective cross-sectional design, gathering data from medical records from patients with cancer of ovary treated between January and December 2024. Statistical analyses, including univariate and bivariate tests, were conducted using the Kruskal-Wallis method and SPSS version 26.0 Result: Analysis of the relationship between surgical stage and histopathological features revealed a statistically significant correlation, with a p-value of 0.000. Conclusion: Surgical staging can be considered when developing appropriate therapeutic strategies while awaiting histopathology results. This allows patients to receive treatment as soon as possible.