Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SIMBOL KARAKTER GAY DALAM GENRE BOYS LOVE DI KOTA PADANG Febrizani, Nissya; Erwin, Erwin; Setiawati, Sri
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v5i2.14749

Abstract

This research explores the interpretations of LGBTQ+ students regarding Boys love content, a genre featuring romantic relationships between male characters. Despite attracting fans from diverse backgrounds, the genre's interpretations often stem from the perspective of heterosexual women, creating a paradox in LGBTQ+ representation. Through in-depth interviews with LGBTQ+ individuals, fujoshi (female Boys love fans), and heterosexual individuals, this study discusses how symbols of love, romance, and LGBTQ+ identity in the storyline are perceived by the residents of Padang City. The research results unveil a diverse and intricate understanding of LGBTQ+ characters, relationships, and symbols in Boys love.Furthermore, this research elucidates the crucial role played by symbols such as clothing, hairstyles, and accessories in shaping perceptions and identities within the LGBTQ+ community. These findings offer valuable insights into the impact of media representations on understandings of same-sex identities and relationships in societies still contending with traditional norms. The study also acknowledges generational differences in the interpretation of Boys love and how this content influences emotions, identity, and relationships within the LGBTQ+ community in Padang City. This research contributes to the comprehension of the Boys love phenomenon and its influence on LGBTQ+ individuals in Padang City, providing a foundation for understanding the complexity of LGBTQ+ representation in popular culture.
Dari mimbar ke layar, dari sanad ke cerita: Representasi Dakwah Ustaz Adi Hidayat dan Felix Siauw dalam Budaya Media Baru Febrizani, Nissya; Aisyah, Siti
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transformasi digital dalam Islam di Indonesia bukan hanya soal media shift, tapi cultural shift. Pola otoritas yang dulu berbasis sanad, pesantren, dan legitimasi tradisional kini dipertarungkan dalam ruang algoritma yang dikendalikan oleh likes, views, dan shares. Dakwah berubah dari proses dialogis-ritual ke bentuk performatif-visual yang menekankan estetika (editing, grafis, tone visual). Artikel ini menelaah pergeseran otoritas dakwah dari pola berbasis sanad dan institusi klasik menuju narasi personal yang ditopang oleh algoritma media sosial. Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam konteks ini,  menampilkan model dakwah yang masih menekankan kontinuitas tradisi berupa struktur keilmuan, kedalaman teks, dan otoritas yang merujuk pada sanad, meski tetap dikemas dengan gaya visual modern. Sementara itu, Felix Siauw menggunakan strategi populis: narasi singkat, sloganistik, dan mudah dipakai ulang oleh audiens dalam bentuk meme atau quote-sharing. Perspektif yang digunakan dengan metode netnografi, observasi media visual, dan wawancara semi-struktural untuk menangkap bagaimana simbol Islam dimaknai ulang. Simbol Islam di ruang digital tidak hadir sebagai “pesan tunggal”, tetapi sebagai arena representasi, di mana audiens menegosiasikan makna: apakah melihatnya sebagai otoritas keilmuan, identitas gaya hidup, atau bahkan komoditas budaya. Artikel ini menganalisis bagaimana dakwah digital membentuk makna keagamaan melalui simbol-simbol visual yang dikonstruksi dan dinegosiasikan oleh penonton. Temuan menunjukkan bahwa media sosial bukan sekadar sarana penyebaran pesan, tetapi ruang aktif yang membentuk ulang otoritas dan makna keislaman. Literasi simbolik dibutuhkan agar kemasan dakwah tidak mengaburkan pesan spiritualnya, melainkan justru memperkuat kedalaman makna yang disampaikan. Studi ini berkontribusi pada pemahaman baru tentang bagaimana Islam direpresentasikan, dikonsumsi, dan dipertarungkan secara visual dalam budaya populer digital Indonesia.