Puskesmas Cibatu terdapat data kasus angka kejadian KIPI dengan mengalami demam pada tahun 2023 sebanyak 47,8%, sedangkan di PMB I yang merupakan jejaring dari Puskesmas Cibatu pada setiap bulannya rata-rata 24 bayi yang datang untuk melakukan imunisasi dan sebagian besar mengalami KIPI berupa demam setelah mendapatkan imunisasi. Hasil wawancara kepada 10 Ibu terdapat 50% mengatakan apabila anaknya demam setelah imunisasi maka diberi obat penurun panas dari petugas kesehatan. Salah satu upaya non farmakologi yang dapat dilakukan terhadap anak ketika mengalami demam yaitu kompres lidah buaya dan hangat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian kompres lidah buaya dan kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh balita pasca imunisasi DPTHiB. Metode penelitian menggunakan rancangan peneletian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kegiatan ini dilakukan pada bayi sebanyak 2 orang di PMB I yang mengalami demam pasca imunisasi. Hasil penelitian diperoleh suhu tubuh By. L sebelum diberikan kompres lidah buaya sebesar 38 0C dan sesudah diberikan kompres lidah buaya sebesar 370C. Sedangkan pada By. F sebelum diberikan kompres air hangat sebesar 38 0C dan sesudah diberikan kompres hangat suhunya sebesar 36,5 0C. Pemberian kompres air hangat lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak pasca imunisasi dibandingkan dengan pemberian kompres lidah buaya dengan selisih perbedaan 0,5. Diharapkan Ibu dan keluarga yang mempunyai anak dengan demam diharapkan mampu memberikan intervensi kompres lidah buaya dan melakukan kompres air hangat untuk menurunkan suhu tubuh anak dengan baik sebelum diberikan pengobatan lebih lanjut.