Humans, as creations in this world, have two main purposes: to live in worship of Allah by fulfilling His commands, and to act as social beings with the responsibility of managing this world. The Islamic perspective holds that humans are born with fitrah (innate potential), in contrast to the tabula rasa theory, which asserts that humans are born without any inherent potential, akin to a blank slate. This study aims to explore the concept of fitrah in Islam and compare it with John Locke's tabula rasa theory. The research adopts a library research methodology and utilizes a literature review approach. The findings indicate that human nature consists of innate, natural potential created by God, encompassing both physical and spiritual aspects. This nature has its own foundation, character, and manner of functioning, which has been inherent since the time of creation. In contrast, Locke's tabula rasa theory posits that human character is formed primarily through external experiences, denying the existence of innate abilities inherited from one's parents, and contends that every soul is born as a blank slate. Abstrak Manusia, sebagai makhluk ciptaan di dunia ini, memiliki dua tujuan utama: hidup untuk menyembah Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya, dan menjadi makhluk sosial yang bertanggung jawab untuk mengelola dunia ini. Dalam perspektif Islam, manusia dilahirkan dengan fitrah (potensi bawaan), yang berbeda dengan teori tabula rasa yang berpendapat bahwa manusia lahir tanpa potensi bawaan, seperti lembaran kosong. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep fitrah dalam Islam dan membandingkannya dengan teori tabula rasa John Locke. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan pendekatan tinjauan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kodrat manusia terdiri dari potensi alami dan bawaan yang diciptakan oleh Allah, baik secara fisik maupun spiritual. Potensi ini memiliki dasar, karakter, dan cara kerja yang sudah ada sejak awal penciptaannya. Sebaliknya, teori tabula rasa John Locke berpendapat bahwa karakter manusia terbentuk melalui pengalaman-pengalaman eksternal, dan tidak mengakui adanya kemampuan bawaan yang diturunkan dari orang tua, serta berpendapat bahwa setiap jiwa dilahirkan sebagai lembaran kosong.