Gum rosin merupakan hasil proses distilasi dari pengolahan getah pohon pinus PT Inhutani V. Gum rosin digunakan sebagai perekat, cat pelitur, dan tinta cetak. Parameter utama kualitas gum rosin ialah warna, dimana warna memiliki grade diantaranya extra white (X), water white (WW), window glass (WG), dan nancy (N). Kualitas gum rosin yang dihasilkan di PT Inhutani V masih berada pada grade window glass (WG) berwarna kuning kecoklatan dengan nilai 7-8 scale gardner, sehingga perlu untuk ditingkatkan kualitasnya untuk meningkatkan harga jual. Reaksi browning merupakan proses pembentukan pigmen berwarna coklat dari yang awalnya berwarna jernih. Natrium metabisulfit merupakan senyawa sulfit yang mampu menghambat terjadinya reaksi browning melalui reaksi pemecahan polimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan natrium metabisulfit pada reaksi browning terhadap kualitas gum rosin. Variabel penelitian yang digunakan adalah konsentrasi larutan natrium metabisulfit sebesar 0,3%, 0,6%, dan 0,9% (volume) dengan lama waktu perendaman getah pinus 60 menit. Proses pembuatan gum rosin menggunakan metode distilasi selama 3 jam dengan suhu maksimal 175℃. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi natrium metabisulfit, maka semakin rendah kadar warna sehingga warna gum rosin yang dihasilkan semakin jernih. Konsentrasi larutan natrium metabisulfit yang paling optimal yaitu 0,9%, dimana menghasilkan nilai warna sebesar 4,9 scale gardner; bilangan asam 201,8 KOH/gram; Non Volatile 98,8%; Softening Point 79℃ dan tergolong grade extra white (X). Peningkatan kualitas gum rosin menunjukkan bahwa penambahan natrium metabisulfit mampu menghambat pembentukan warna coklat pada gum rosin.