Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Aplikasi MIP Poli Vinil Alkohol (PVA)-Fe3O4 dalam Pengembangan Sensor Diazinon dan Monosodium Glutamat Ramadani, Dhody Pazar; Prasetya, Desta Enggar Dwi; Krisnaniningrum, Elvian Eka; Mulyasuryani, Ani
Jurnal Jejaring Matematika dan Sains Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi Juni 2019
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jjms.v1i1.130

Abstract

Molecularly Imprinted Polymer (MIP) dari poli vinil alkohol (PVA)-Fe3O4 telah dikembangkan sebagai reseptor pada sensor kimia untuk diazinon dan monosodium glutamat (MSG). MIP dibuat dari PVA menggunakan glutaraldehid sebagai crosslinker dan asam sitrat sebagai katalis. Reseptor adalah suatu template yang disesuaikan dengan sensornya; template diazinon untuk sensor diazinon dan template MSG untuk sensor MSG. Reseptor MIP PVA-Fe3O4 dilapiskan pada permukaan elektroda karbon tipe screen printed (SPE). Pada penelitian ini, telah dipelajari pengaruh asam sitrat dan glutaraldehid terhadap pembentukan MIP. Dipelajari juga pengaruh kadar diazinon dan MSG terhadap kinerja masing-masing sensor. Kadar diazinon dalam reseptor yang dipelajari adalah 0,01; 0,02; dan 0,03%, sedangkan kadar MSG adalah 0,5; 0,9; dan 4,5%. Berdasarkan spektrum FTIR, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada MIP PVA-glutaraldehid terdapat gugus fungsi C-O yang menunjukkan adanya ikatan silang antara PVA dan glutaraldehid; sedangkan pada MIP PVA-asam sitrat tidak menunjukkan adanya gugus fungsi tersebut. Kinerja sensor diazinon dan MSG dipengaruhi oleh kadar/jumlah template dalam reseptor. Kinerja optimum sensor dihasilkan pada membran reseptor masing-masing adalah diazinon 0,02 %, dan MSG 0,5 %. Kepekaan sensor diazinon adalah 33,8 mV/dekade pada pH 2, dalam buffer fosfat-KCl, rentang konsentrasi 10-5-10-12 M, dan waktu respon 150 detik. Kepekaan sensor MSG adalah 33,25 mV/dekade pada kisaran konsentrasi 10-5-10-1 M, dalam pH 5 dan waktu respon 180 detik.
PENGARUH KONSENTRASI TERPENTIN PADA PROSES PEMURNIAN GETAH PINUS (P. merkusii) TERHADAP KUALITAS GUM ROSIN Wahyuningsih, Waqida Aprillia Sri; Dewajani, Heny; Prasetya, Desta Enggar Dwi
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 4 (2024): December 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i4.6620

Abstract

Gum rosin merupakan hasil distilasi getah pinus yang terdiri dari asam rosin. Semakin baik kualitas gum rosin maka harganya akan semakin tinggi. Kualitas gum rosin yang dihasilkan PT Inhutani V masih memiliki tipe Water White (WW) sehingga perlu adanya perbaikan proses produksi agar kualitas dan harga gum rosin dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terpentin pada proses pemurnian getah pinus terhadap kualitas gum rosin. Proses pembuatan gum rosin melalui dua tahapan, yaitu pemurnian getah dan distilasi. Tahap pemurnian getah menggunakan pelarut terpentin bertujuan untuk menghasilkan larutan getah murni yang disebut Oleo Pine Resin (OPR). Tahap ini dilakukan dengan pemanasan pada suhu 85 oC disertai pengadukan dengan variabel konsentrasi terpentin 28,5%; 30,5%; dan 32,5% dari getah. Kemudian dilanjutkan dengan tahap distilasi pada suhu 175 oC selama 3 jam untuk menghasilkan gum rosin. Gum rosin hasil proses distilasi diuji warna, bilangan asam, titik lunak, dan komponen tidak menguapnya kemudian dibandingan dengan SNI 7636:2020. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi terpentin maka  bilangan asam, titik lunak, dan komponen tidak menguap gum rosin semakin menurun. Hasil gum rosin terbaik yang memenuhi standar SNI 7636:2020 diperoleh pada penambahan terpentin 28,5% dengan warna 6,9, bilangan asam 193,19 mg KOH/g, titik lunak 81,5 oC, dan komponen tidak menguap 98,22%.
PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT PADA REAKSI BROWNING TERHADAP KUALITAS GUM ROSIN DI PT INHUTANI V TRENGGALEK Maiyansari, Yanti Noer; Prayitno; Prasetya, Desta Enggar Dwi
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 4 (2024): December 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i4.6634

Abstract

Gum rosin merupakan hasil proses distilasi dari pengolahan getah pohon pinus PT Inhutani V. Gum rosin digunakan  sebagai perekat, cat pelitur, dan tinta cetak. Parameter utama kualitas gum rosin ialah warna, dimana warna memiliki grade diantaranya extra white (X), water white (WW), window glass (WG), dan nancy (N). Kualitas gum rosin yang dihasilkan di PT Inhutani V masih berada pada grade window glass (WG) berwarna kuning kecoklatan dengan nilai 7-8 scale gardner, sehingga perlu untuk ditingkatkan kualitasnya untuk meningkatkan harga jual. Reaksi browning merupakan proses pembentukan pigmen berwarna coklat dari yang awalnya berwarna jernih. Natrium metabisulfit merupakan senyawa sulfit yang mampu menghambat terjadinya reaksi browning melalui reaksi pemecahan polimer.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan natrium metabisulfit pada reaksi browning terhadap kualitas gum rosin. Variabel penelitian yang digunakan adalah konsentrasi larutan natrium metabisulfit sebesar 0,3%, 0,6%, dan 0,9% (volume) dengan lama waktu perendaman getah pinus 60 menit. Proses pembuatan gum rosin menggunakan metode distilasi selama 3 jam dengan suhu maksimal 175℃. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi natrium metabisulfit, maka semakin rendah kadar warna sehingga warna gum rosin yang dihasilkan semakin jernih. Konsentrasi larutan natrium metabisulfit yang paling optimal yaitu 0,9%, dimana menghasilkan nilai warna sebesar 4,9 scale gardner; bilangan asam 201,8 KOH/gram; Non Volatile 98,8%; Softening Point 79℃ dan tergolong grade extra white (X). Peningkatan kualitas gum rosin menunjukkan bahwa penambahan natrium metabisulfit mampu menghambat pembentukan warna coklat pada gum rosin.
PENINGKATAN KUALITAS GONDORUKEM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERPENTIN PADA PENCUCIAN GETAH PINUS Syaifuddin, Afif; Sa'diyah, Khalimatus; Prasetya, Desta Enggar Dwi
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 43 No. 1 (2025): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jphh.2025.5530

Abstract

Gum rosin, commonly called gondorukem, is a product derived from processing pine sap, possessing significant potential for international market competition. However, the demand for exports from Indonesia has decreased annually due to the gondorukem's quality not meeting market standards. This study investigates the impact of turpentine concentration in the pine resin washing process on the quality of the produced gondorukem. The research was conducted in two stages: sap purification and distillation. In the sap purification process, 1250 grams of pine sap were dissolved using turpentine at 80°C, with varying turpentine concentrations of 27.5%, 28.5%, 29.5%, 30.5%, 31.5%, 32.5%, and 33.5%. This was followed by adding 5% oxalic acid, precipitation for 30 minutes, washing with distilled water, and separation. The washed oleo pine resin, weighing 1100 grams, was then distilled at 175°C for 2-3 hours. Results indicate that higher concentrations of turpentine lead to increased acid value, softening point, and color scale, resulting in purer and darker gondorukem. However, adding turpentine tends to reduce yield while causing fluctuations in nonvolatile parameters. The highest quality gondorukem was obtained at a turpentine concentration of 29.5%, with the following specifications: acid value of 191.24 mg KOH/gram, color scale of 6.9 (WW quality), softening point of 79°C, nonvolatile content of 99.23%, and yield of 75.08%.
PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK TERPENTIN PADA GETAH PINUS DARI LAWU SELATAN DAN SURAKARTA TERHADAP KUALITAS GONDORUKEM Prawira, Muhammad Rizqi Jaya; Takwanto, Anang; Prasetya, Desta Enggar Dwi
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i3.6996

Abstract

PT Inhutani V Unit Industri Trenggalek merupakan salah satu industri penghasil gum rosin dengan getah pinus merkusii sebagai bahan bakunya. Gum rosin berpotensi menjadi salah satu komoditi ekspor Indonesia. Gum rosin yang diproduksi oleh PT Inhutani V Unit Industri Trenggalek masih memiliki warna cenderung cokelat dan termasuk dalam kategori kelas WG (Window Glass) dan N (Nancy). Kualitas gondorukem yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kandungan mineral dan ion logam dari kotoran getah yang berasal dari tanah, serta proses pencucian menggunakan asam oksalat yang kurang maksimal dalam menghilangkan ion logam. Untuk meningkatkan kualitas gum rosin tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan penambahan variasi konsentrasi terpentin saat dilakukan pencucian/pemurnian getah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan terpentin yang menghasilkan kualitas gum rosin dengan grade yang baik. Tahapan penelitian ini yaitu persiapan alat dan bahan, pencucian/pemurnian getah pinus merkusii, dan analisis meliputi warna (color), bilangan asam (acid value), titik leleh (softening point / melting point), komponen tidak menguap (non-volatile) serta mengetahui kualitas getah dari berbagai daerah pemasok getah. Variabel penelitian yang digunakan adalah konsentrasi terpentin yang ditambahkan yaitu 29,5%; 30,5%; dan 31,5% (b/b). Dari hasil penelitian yang diperoleh, semakin rendah konsentrasi terpentin yang ditambahkan pada saat pengolahan getah maka semakin baik kualitas gondorukem yang dihasilkan. Hasil penelitian terbaik pengolahan getah pinus merkusii menjadi gondorukem terletak pada penambahan konsentrasi terpentin 29,5% dengan getah asal dari Surakarta yang memiliki warna 6,9 dan termasuk kategori kelas WW (Water White).
PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PROSES ACID DEGUMMING TERHADAP KUALITAS GUM ROSIN DI PT INHUTANI V TRENGGALEK Bryliani, Fadya Haya; Prayitno, Prayitno; Prasetya, Desta Enggar Dwi
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i3.7036

Abstract

PT Inhutani V Trenggalek merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang pengolahan getah pinus menjadi gum rosin dan terpentine. Pengolahan Oleo Pine Resin yang dilakukan pada PT Inhutani V masih menggunakan asam oksalat sebagai pengikat kotoran halus, dimana kotoran tersebut merupakan penghambat dalam proses pembentukan gum rosin. Oleo Pine Resin merupakan getah pinus yang diencerkan menggunakan minyak terpentin untuk diproses lebih lanjut dengan hasil akhir yaitu gum rosin. Namun metode pengolahan OPR yang dilakukan oleh PT Inhutani V, grade warna yang didapatkan masih menjadi masalah utama dalam produksi gum rosin. Metode lain yang dapat dikembangkan dalam men-treatment getah untuk meningkatkan kualitas warna gum rosin yaitu dengan proses acid-degumming. Acid degumming adalah proses perendaman getah menggunakan larutan asam dengan pemanasan untuk menghilangkan kandungan lendir yang ada di dalam getah pinus. Asam yang digunakan dalam proses acid degumming adalah asam sitrat karena mampu mengikat ion-ion logam serta kotoran halus pada getah pinus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh variasi asam sitrat pada proses acid-degumming terhadap kualitas Gum rosin. Percobaan dilakukan dengan cara getah pinus direndam,  ditambahkan asam sitrat kemudian dipanaskan. Parameter yang diuji, antara lain analisis bilangan asam, analisis warna, analisis non-volatile, dan analisis titik lunak. Hasil penelitian yang didapatkan menggunakan proses degumming yaitu semakin tinggi konsentrasi asam sitrat yang digunakan maka kualitas warna Gum rosin semakin baik, dimana pada konsentrasi asam sitrat sebesar 2,5% menghasilkan warna gum rosin yang baik yaitu warna sebesar 5,9 gardner scale.
PENGARUH DOSIS TERPENTIN TERHADAP KUALITAS GUM ROSIN Widyastuti, Ervina Dewi; Prayitno, Prayitno; Prasetya, Desta Enggar Dwi
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i3.7309

Abstract

Gondorukem (gum rosin) merupakan bottom product dari proses distilasi getah pinus sedangkan minyak terpentin adalah sebagai hasil distilat. Pada saat ini gum rosin yang dihasilkan oleh PT Inhutani V Unit Industri Trenggalek masih berwarna kecoklatan dan termasuk golongan kelas kedua (Window Glass) dengan skala Gardner ≤ 8. Beberapa upaya perbaikan warna telah dilakukan salah satunya dengan cara menambahkan asam oksalat. Namun demikian, dengan penambahan asam oksalat tersebut masih juga belum memenuhi kualitas gum rosin yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis terpentin pada proses pencucian getah pinus terhadap kualitas gum rosin. Adapun tahapan penelitian ini antara lain: tahap awal persiapan, pelaksanan dan analisis. Tahap awal persiapan meliputi preparasi alat dan bahan, tahap pelaksanaan percobaan yaitu pemurnian getah pinus dan distilasi, tahap analisis yaitu meliputi nilai yield, color Gardner (warna), bilangan asam dengan metode titrasi, softening point (titik lunak) dan non-volatile. Variabel penelitian yang digunakan adalah variasi dosis terpentin yaitu  27,5 ; 30,5 ; 33,5% (b/b). Hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan dosis terpentin pada pengolahan getah pinus dapat berpengaruhi terhadap kualitas produk gum rosin, dimana penambahan dosis terpentin 30,5% (b/b) dapat meningkatkan warna skala Gardner sebesar 8,1 yang termasuk golongan kelas ketiga (Nancy).