ABSTRAK Pendahuluan : Stunting masih menjadi permasalahan kekurangan gizi kronik yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita di Indonesia. Pertumbuhan pada balita dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya konsumsi protein. Protein berperan dalam pembentukan jaringan baru saat tubuh tumbuh dan berkembang, memelihara, memperbaiki, dan mengganti jaringan yang rusak pada anak. Penyumbang angka stunting tertinggi Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 23,1% (sekitar 99.033 balita), selanjutnya Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 22,4% (sebanyak 273.537 balita). Profil Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2020 balita dengan status gizi menurut TB/U didapatkan hasil Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 18,6% (158.994 balita).(3) yang terdistribusi kedalam lima kabupaten yaitu Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 15,4%(49.764 balita), Kabupaten Kulon Progo sebanyak 10,3% (29.624 balita), Kota Yogyakarta sebanyak 9,68% (1.598 balita),Kabupaten Bantul sebanyak 6,9% (58.095 balita), dan Kabupaten Sleman sebanyak 6,9% (49.764 balita)(4)yang terdapat di Puskesmas Imogiri II dengan 18,48% (285 balita). Tujuan Penelitian:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi protein dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2022. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu ibu yang mempunyai anak 24-59 bulan di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan jumlah 67 orang dan sampel 33 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil Penelitian:Hasil uji analisa data menunjukkan bahwa nilai p untuk konsumsi protein dengan kejadian stunting 0,020 (p < 0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsumsi protein, berat badan lahir, dan kelahiran prematur mempengaruhi kejadian stunting, sedangkan jenis kelamin, riwayat infeksi dan pemberian ASI tidak mempengaruhi kejadian stunting.