Kemajuan pemikiran di dunia Islam terus berlangsung. Sikap terbuka, toleran, dan akomodatif umat Muslim terhadap dominasi pemikiran dan peradaban asing semakin meningkatkan hasrat terhadap ilmu, budaya akademik, serta peran cendekiawan Muslim dalam pemerintahan dan lembaga sosial masyarakat. Aliran-aliran yang menekankan rasio dan kebebasan berpikir semakin tumbuh, seiring dengan peningkatan kemakmuran di berbagai negara Islam. Tantangan yang dihadapi oleh Islam pun semakin rumit, mendorong perlunya solusi yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Dalam konteks ini, doktrin yang mengakui akal sebagai salah satu sumber kebenaran dan pengetahuan menjadi mungkin. Al-Quran dan Hadis sering kali menekankan pentingnya penalaran, penelitian, dan pemikiran. Dari doktrin ini, muncul filsafat di dunia Islam, dengan kontribusi penting dari beberapa filsuf yang dihargai oleh ilmuwan Barat. Nasiruddin At-Tusi, yang diakui sebagai "filsuf Islam, ilmuwan serba bisa," atau tokoh multitalenta, merupakan ilmuwan Muslim dari Persia yang berperan dalam kemajuan berbagai bidang ilmu, termasuk Astronomi, Kimia, Biologi, Filsafat, Matematika, Kedokteran, dan Ilmu Agama Islam. Penelitian ini secara khusus mengeksplorasi pemikiran dan peradaban Islam melalui perspektif Nasiruddin At-Tusi. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka dengan pendekatan kualitatif, mengumpulkan data dari literatur yang membahas filsafat, pemikiran, dan peradaban Islam. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan filsafat dan sejarah pemikiran serta peradaban Nasiruddin At-Tusi, sambil menyoroti peran pentingnya sebagai tokoh pembaharuan dalam dunia Islam.