Sektor kelapa sawit berperan penting dalam ekonomi Indonesia, menghasilkan komoditas seperti Minyak Mentah Sawit (CPO) dan Minyak Mentah Inti Sawit (CPKO) untuk berbagai industri. Pemrosesan minyak inti sawit dirancang untuk memproduksi CPKO dengan kualitas unggul dengan fokus pada kualitas produk dengan salah satu standar yang digunakan yaitu Malayan Edible Oil Manufacture’s Association (MEOMA). Parameter mutu yang penting mencakup Free Fatty Acid (FFA), Iodine Value (IV), dan moisture. FFA merupakan salah satu indikator utama kualitas minyak, tingginya kadar FFA mengindikasikan terjadinya oksidasi atau kerusakan pada minyak. IV menggambarkan tingkat ketidakjenuhan asam lemak dalam minyak, yang mempengaruhi stabilitas dan karakter kimia produk akhir. Kadar air atau moisture dalam CPKO juga menjadi parameter signifikan karena kelebihan air dapat memicu pertumbuhan mikroba dan mempercepat kerusakan minyak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap parameter tersebut untuk memastikan kualitas CPKO dan kepatuhan terhadap standar yang berlaku dengan menggunakan metode berdasarkan AOCS (American Oil Chemists Society). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar FFA diperoleh pada kisaran 2,16 – 2,26%, nilai IV berada pada kisaran 17,44 – 17,46 meq, dan kadar moisture didapatkan pada kisaran 0,18 – 0,19% artinya telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh MEOMA (FFA maksimum 5%, IV maksimum 19 meq, dan moisture maksimum 0,50%).