Nofrida, Hayatun
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Dampak Lingkungan Dari Sistem Budidaya Peternakan Sapi Potong Di Desa Q1 Tambah Asri Yusmidar, Yusmidar; Safriyani, Etty; Nofrida, Hayatun
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 1 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i1.19849

Abstract

Ternak sapi potong merupakan jenis ternak ruminansia yang dibudidayakan untuk menghasilkan daging sebagai produk utama. Sistem budidaya peternakan sapi potong memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan, namun juga dapat menimbulkan dampak lingkungan akibat pengelolaan limbah yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem budidaya peternakan sapi potong di Desa Q1 Tambah Asri, mengidentifikasi dampak lingkungan yang dihasilkan, serta memberikan rekomendasi untuk pengelolaannya. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik survei dan analisis laboratorium terhadap parameter lingkungan, seperti pH, kelembaban, suhu, COD, BOD, amoniak, dan mikroba E. coli. Data diperoleh dari wawancara dengan peternak menggunakan kuesioner dan analisis sampel lingkungan. Studi ini berfokus pada dampak lingkungan yang disebabkan oleh sistem pengelolaan limbah yang masih tradisional dan kurang efektif. Tempat penelitian dilakukan di Desa Q1 Tambah Asri, Kecamatan Tugumulo, Kabupaten Musi Rawas, pada bulan September hingga November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem budidaya peternakan sapi potong di Desa Q1 Tambah didominasi oleh pola pemeliharaan tradisional dengan rata-rata lima ekor sapi per peternak. Dampak lingkungan yang signifikan ditemukan, terutama pada parameter kelembaban (65,6%), suhu (33,76°C), COD (6380,7 mg/L), BOD (1000 mg/L), dan amoniak (270,7 mg/L), yang semuanya melampaui baku mutu lingkungan berdasarkan Permen LH No. 05 Tahun 2014. Kondisi ini menunjukkan tingginya tingkat pencemaran lingkungan akibat bahan organik dan senyawa kimia dari limbah peternakan, yang dapat mencemari air, udara, dan tanah di sekitar area peternakan. Meski nilai pH (6,8) dan mikroba E. coli (1600 mg/L) masih dalam batas aman, perhatian tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada eskalasi pencemaran lebih lanjut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran meliputi pengelolaan limbah yang lebih efektif, seperti penggunaan teknologi biofilter atau kolam anaerobik untuk menurunkan kadar COD dan BOD dalam air limbah.
EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN DARI SISTEM BUDIDAYA PETERNAKAN SAPI POTONG DI DESA Q1 TAMBAH ASRI Yusmidar, Yusmidar; Safriyani, Etty; Nofrida, Hayatun
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 1 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i1.21363

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem budidaya peternakan sapi potong di Desa Q1 Tambah Asri, mengidentifikasi dampak lingkungan yang dihasilkan, serta memberikan rekomendasi untuk pengelolaannya. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik survei dan analisis laboratorium terhadap parameter lingkungan, seperti pH, kelembaban, suhu, COD, BOD, amoniak, dan mikroba E. coli. Data diperoleh dari wawancara dengan peternak menggunakan kuesioner dan analisis sampel lingkungan. Studi ini berfokus pada dampak lingkungan yang disebabkan oleh sistem pengelolaan limbah yang masih tradisional dan kurang efektif. Tempat penelitian dilakukan di Desa Q1 Tambah Asri, Kecamatan Tugumulo, Kabupaten Musi Rawas, pada bulan September hingga November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem budidaya peternakan sapi potong di Desa Q1 Tambah didominasi oleh pola pemeliharaan tradisional dengan rata-rata lima ekor sapi per peternak. Dampak lingkungan yang signifikan ditemukan, terutama pada parameter kelembaban (65,6%), suhu (33,76°C), COD (6380,7 mg/L), BOD (1000 mg/L), dan amoniak (270,7 mg/L), yang semuanya melampaui baku mutu lingkungan berdasarkan Permen LH No. 05 Tahun 2014. Kondisi ini menunjukkan tingginya tingkat pencemaran lingkungan akibat bahan organik dan senyawa kimia dari limbah peternakan, yang dapat mencemari air, udara, dan tanah di sekitar area peternakan. Meski nilai pH (6,8) dan mikroba E. coli (1600 mg/L) masih dalam batas aman, perhatian tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada eskalasi pencemaran lebih lanjut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran meliputi pengelolaan limbah yang lebih efektif, seperti penggunaan teknologi biofilter atau kolam anaerobik untuk menurunkan kadar COD dan BOD dalam air limbah.