Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EDUKASI UNTUK PENINGKATAN SIKAP REMAJA DALAM PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL Suhariyati, Suhariyati; Oktavianti, Laelia; Alisahyan, Nur Safirani; Sholeha, Sayyidah Istiqomah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.26709

Abstract

Abstrak: Remaja adalah individu yang berusia antara 10-19 tahun. Pelecehan seksual adalah tindakan menyimpang yang berkaitan dengan perilaku seksual dalam bentuk ucapan, tulisan, simbol, isyarat, dan tindakan yang memiliki konotasi seksual. Korban kekerasan seksual pada anak, paling banyak terjadi pada usia 13-17 tahun. Masa remaja dianggap masa yang rentan, karena sebagian besar remaja memiliki pemahaman yang rendah tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan sikap remaja dalam penanganan kekerasan seksual. Metode pada pengabdian masyarakat ini melalui edukasi yang diikuti oleh 20 remaja Karang Taruna Bunga Mekar Desa Siman. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdapat peningkatan sikap yang positif dalam penanganan kekerasan seksual dari 25,0% menjadi 90,0%. Edukasi dapat meningkatkan sikap remaja dalam penanganan kekerasan seksual di komunitas. Edukasi ini diharapkan bisa meningkatkan sikap keberanian remaja untuk melaporkan kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat.Abstract: Adolescents are individuals aged between 10-19 years. Sexual harassment is a deviant act related to sexual behavior in the form of speech, writing, symbols, gestures, and actions that have sexual connotations. Victims of sexual violence in children, most often occur at the age of 13-17 years. Adolescence is considered a vulnerable period, because most adolescents have a low understanding of sexual and reproductive health. The purpose of this community service activity is to improve adolescent attitudes in handling sexual violence. The method in this community service is through education which is followed by 20 adolescents from Karang Taruna Bunga Mekar, Siman Village. The results of this community service activity showed an increase in positive attitudes in handling sexual violence from 25.0% to 90.0%. Education can improve adolescent attitudes in handling sexual violence in the community. It is hoped that this education will increase the courage of teenagers to report sexual violence that occurs in society.
Hubungan komunikasi orang tua dengan keterlambatan perkembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun: The relationship between parental communication and language delays in children aged 4-6 Years Aisyah, Harnina Samantha; Harmiardillah, Sylvi; Oktavianti, Laelia
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 11 No. 3 (2025): JiKep | Oktober 2025
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v11i3.2801

Abstract

Perkembangan bahasa merupakan aspek yang sangat penting pada anak usia dini. Bahasa berfungsi sebagai sarana bagi anak untuk menyampaikan pikiran dan berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak berperan penting dalam merangsang perkembangan kosakata anak. Variabel independen pada penelitian ini adalah komunikasi orang tua, variabel dependen pada penelitian ini adalah ketelambatan perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun. Desain penelitian ini adalah korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 34 orang tua dan anak usia 4-6 tahun, menggunakan Teknik Simple Radom Sampling didaptkan sebanyak 34 orang tua dan anak usia 4- 6 tahun. Data penelitian ini diambil menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 18 anak mendapatkan komunikasi orang tua yang baik, dan sebanyak 25 anak usia 4-6 tahun perkembangannya sesuai Berdasarkan uji statistik, diperoleh H1 diterima dan Ho ditolak, yang berarti terdapat hubungan antara komunikasi orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan orang tua memberikan komunikasi yang baik kepada anak sesuai usianya, supaya anak bisa mencapai perkembangan bahasa yang sesuai berdasarkan tingkat usia.