Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Sebaran Hotspot Dan Penyebab Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kotawaringin Timur Tahun 2020 Nur Aulia Saskia; Rosalina Kumalawati
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1047

Abstract

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan daerah dengan intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tinggi, terutama selama periode kering kemarau. Karhutla terjadi diakibatkan oleh faktor alami seperti El Nino serta aktivitas manusia, termasuk pembukaan lahan dengan cara pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah rawan karhutla di Kotawaringin Timur menggunakan data geospasial dan non-spasial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, berdasarkan data hotspot yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 yang menunjukkan adanya 354 titik panas dengan puncak aktivitas pada bulan Oktober sebanyak 134 titik. Hasil pemetaan menunjukkan sebagian besar wilayah tergolong risiko rendah seluasa 1.343.337 hektare, namun terdaopat area dengan tingkat risiko tinggi seluas 28.937,3 hektare yang memerlukan tindakan mitigasi segera. Peta ini diharapkan membantu berbagai pihak dalam melakukan tindakan preventif terhadap karhutla di masa depan.
Iklim Kota Banjarmasin Berdasarkan Metode Klasifikasi Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Koppen Nur Aulia Saskia; Ghinia Anastasia Muhtar; Rosalina Kumalawati
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 4 (2025): GJMI- APRIL
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i4.1533

Abstract

Kota Banjarmasin mengalami dinamika iklim yang signifikan, terutama dalam pola curah hujan, yang berpengaruh terhadap lingkungan dan perencanaan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan tipe iklim di Kota Banjarmasin selama periode 2020-2024 menggunakan metode Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Koppen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data curah hujan dan suhu udara untuk menentukan klasifikasi iklim dari tahun ke tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa menurut metode Schmidt-Ferguson, iklim Kota Banjarmasin berubah dari tipe C (Agak Basah) pada 2020 menjadi A (Sangat Basah) pada 2021-2023, lalu kembali ke B (Basah) pada 2024. Metode Oldeman menunjukkan perubahan dari C1 (agak kering) menjadi C3 (lebih kering). Sementara itu, berdasarkan metode Koppen tipe iklim kota ini pada 2020 adalah Am (iklim muson tropis), berubah menjadi Af (iklim hutan hujan tropis) pada 2021-2023, dan beralih menjadi Aw (iklim sabana tropis) pada 2024. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi kebijakan adaptasi perubahan iklim dan perencanaan tata ruang di Kota Banjarmasin.
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020-2024 Nur Aulia Saskia; Rosalina Kumalawati
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 9 (2025): GJMI - SEPTEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i9.1751

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memahami hubungan pertumbuhan ekonomi dan kaitannya dengan ketimpangan pembangunan di Kalimantan Selatan. Pertumbuhan ekonomi sering dijadikan indikator keberhasilan pembangunan, namun belum tentu diikuti dengan pemerataan pada kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju pertumbuhan ekonomi, mengukur ketimpangan pembangunan menggunakan Indeks Williamson, dan menguji hubungan keduanya melalui analisis korelasi Pearson. Data yang digunakan yaitu data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dan Indeks Williamson periode 2020–2024. Hasil penelitian membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan bersifat fluktuatif dengan lonjakan tertinggi pada tahun 2022 sebesar 31,30 persen, sementara tahun lainnya relatif lebih rendah. Indeks Williamson memperlihatkan kecenderungan ketimpangan yang meningkat dari 0,38 pada 2020 menjadi 0,50 pada 2023, sebelum sedikit menurun ke 0,49 pada 2024. Uji korelasi Pearson menghasilkan nilai 0,20, yang menunjukkan hubungan lemah dan searah antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak berbanding lurus dengan pemerataan pembangunan, sehingga diperlukan strategi kebijakan yang dapat menekankan pemerataan distribusi pembangunan di seluruh daerah Kalimantan Selatan.