Abstract: In this article, the author discusses the relationship between humans and God from the perspective of Martin Buber, a modern Jewish philosopher. Buber emphasizes the importance of the concept of intersubjective relationship (I and Thou). This concept serves as evidence that humans are relational beings and that God is referred to as an intersubjective relationship. The article employs a qualitative literature review research method. The author will gather data from various sources, such as books, literature searches, notes, and reports related to Martin Buber's views on Intersubjective Relations, and the biblical perspective on building a relationship with God according to Colossians 2:6-7. Martin Buber develops the concept of intersubjective relations through the relationships of "I-it", "I-thou", and "I-Thou Absolute" as the foundation for spiritual growth and connection with God. The Epistle of Paul to the Colossians also emphasizes living in Christ as a strong foundation for a close relationship with God. Both assert that a strong relationship with God and others is key to a meaningful life and spiritual growth in faith. Abstrak: Dalam artikel ini, penulis membahas tentang hubungan manusia dengan Allah berdasarkan sudut pandang Martin Buber, seorang filsuf Yahudi modern. Buber mengajukan pentingnya konsep hubungan intersubjektif (I and Thou). Konsep ini menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk relasional dan Allah disebut sebagai hubungan intersubjektif. Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian kulitatif studi pustaka. penulis akan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti buku, pencarian literatur, catatan, dan laporan yang berhubungan dengan . Studi pustaka merupakan teknik untuk mengumpulkan data dari buku, pencarian literatur, catatan, dan laporan yang berhubungan dengan pendangan Martin Buber mengenai Relasi Intersubjektif, dan perspektif Alkitab tentang membangun relasi bersama Allah menurut kolose 2:6-7. Martin Buber membangun konsep relasi intersubjektif melalui hubungan "aku-sesuatu", "aku-engkau", dan "aku-Engkau Absolut" sebagai dasar pertumbuhan spiritual dan koneksi dengan Allah. Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose juga menekankan hidup dalam Kristus sebagai fondasi kuat untuk hubungan yang erat dengan Tuhan. Keduanya menegaskan bahwa relasi yang kokoh dengan Allah dan sesama adalah kunci untuk kehidupan yang bermakna dan pertumbuhan rohani dalam iman.