Manajemen arus kas merupakan elemen kunci dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan, terutama selama masa krisis ekonomi yang ditandai dengan ketidakpastian dan tekanan likuiditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh strategi manajemen arus kas terhadap stabilitas keuangan perusahaan, dengan fokus pada elemen optimalisasi piutang, pengelolaan persediaan, penjadwalan pengeluaran, dan pemanfaatan teknologi keuangan. Metode penelitian yang digunakan mencakup analisis regresi dan pendekatan studi kasus pada perusahaan dari berbagai skala di sektor manufaktur dan jasa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi manajemen arus kas secara signifikan meningkatkan indikator stabilitas keuangan, seperti rasio lancar dan rasio arus kas operasional terhadap utang. Perusahaan yang mengadopsi teknologi keuangan mencatat peningkatan akurasi proyeksi arus kas hingga 30%, yang berkontribusi pada efisiensi pengelolaan likuiditas. Selain itu, perbedaan signifikan ditemukan antara perusahaan besar dan kecil, di mana perusahaan besar lebih mampu mengimplementasikan strategi ini akibat akses yang lebih luas terhadap sumber daya dan teknologi.Penelitian ini mendukung teori likuiditas dan memberikan rekomendasi praktis bagi perusahaan untuk meningkatkan ketahanan keuangan selama krisis, seperti penggunaan perangkat lunak berbasis cloud dan penerapan strategi fleksibel dalam pengelolaan piutang dan pengeluaran. Implikasi kebijakan juga diuraikan, termasuk perlunya insentif pemerintah bagi perusahaan kecil dan menengah untuk mengadopsi teknologi keuangan. Penelitian lanjutan disarankan untuk memperluas cakupan sektor industri dan mengintegrasikan analisis dampak kebijakan makroekonomi.Kata Kunci: manajemen arus kas, stabilitas keuangan, krisis ekonomi, teknologi keuangan, strategi perusahaan