Indonesia adalah satu negara yang memiliki jenis tanaman yang beraneka ragam. Salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah buah mangga. Salah satu varietas mangga yang khas di Indramayu adalah mangga cengkir. Mangga cengkir banyak dikonsumsi masyarakat namun kulit mangga tidak digunakan dan dibuang begitu saja menjadi limbah. Limbah kulit mangga dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri yang berpotensi sebagai kandidat obat tradisional. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kadar senyawa fitokimia seperti flavonoid, alkaloid dan terpenoid yang terkandung pada ekstrak kulit mangga cengkir yang dapat menjadi antibakteri. Potensi antibakteri yang terdapat pada ekstrak kulit mangga cengkir dapat digunakan sebagai kandidat obat tradisional untuk meningkatkan Kesehatan masyarakat. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimen laboratorium, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekstraksi metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian hasil ekstrak kulit mangga cengkir dihitung kadar total flavonoid, tannin dan fenol yang merupakan senyawa antibakteri digunakan untuk kandidat obat tradisional. Penelitian ini menunjukkan kandungan tanin total sebesar 89,9706 mg ET/g, kandungan flavonoid total adalah 8,8333 mg EQ/g dan kandungan fenol total sebesar 77,4907 mg EGA/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak limbah kulit mengandung senyawa tannin, flavonoid dan fenol yang dapat digunakan sebagai antibakteri yang dapat membunuh pertumbuhan bakteri sehingga dapat digunakan sebagai kandidat obat tradisional kedepannya.