Peningkatan intensitas penggunaan gawai pada anak usia dini, terutama setelah transisi pembelajaran daring, telah menyebabkan perubahan signifikan terhadap pola perkembangan sosial emosional anak. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan pendidik karena dampaknya yang beragam, baik positif maupun negatif, terhadap kemampuan anak dalam berinteraksi sosial, mengelola emosi, dan beradaptasi dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan intensitas penggunaan gawai pada anak usia dini, yang mencakup frekuensi, durasi, serta jenis penggunaan; mendeskripsikan perkembangan sosial emosional anak, meliputi kemampuan berinteraksi, mengelola emosi, menunjukkan empati, serta menyesuaikan diri dengan lingkungan; dan menganalisis hubungan antara intensitas penggunaan gawai dengan perkembangan sosial emosional anak. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek penelitian adalah anak usia dini, orang tua, dan pendidik di TK IT Cihanja Kabupaten Garut. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan temuan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penggunaan gawai memiliki dampak yang beragam. Anak yang menggunakan gawai dengan pendampingan dan batasan waktu cenderung menunjukkan perkembangan sosial emosional yang lebih positif, seperti disiplin, kemampuan berinteraksi, dan pengendalian emosi. Sebaliknya, penggunaan gawai secara berlebihan tanpa pengawasan menyebabkan ketergantungan, tantrum, kesulitan bersosialisasi, dan gangguan konsentrasi. Faktor keluarga, guru, dan lingkungan sosial terbukti menjadi penentu utama dalam mendukung perkembangan sosial emosional anak. Penggunaan gawai pada anak usia dini tidak selalu berdampak negatif asalkan dikelola dengan tepat melalui pengawasan orang tua dan dukungan guru. Oleh karena itu, kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar sangat diperlukan agar anak dapat tumbuh dengan perkembangan sosial emosional yang sehat di era digital