p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Diakronika MANGGALI
Aria Yuliantri, Rhoma Dwi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Komunitas Taman Wisata Bunga Matahari Pantai Glagah Kulon Progo Yogyakarta Setiawan, Risky; Aria Yuliantri, Rhoma Dwi; Rosyadi, Saadilah
Manggali Vol 3 No 1 (2023): Manggali
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/manggali.v3i1.2329

Abstract

Pariwisata adalah sebuah anugerah dan bentuk rasa cinta kita terhadap Tuhan, terutama yang berkaitan dengan wisata alam. Pemerintah daerah Kulon Progo memberikan berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata baik yang dimotori oleh pemerintah daerah maupun yang dibentuk oleh masyarakat swadaya. Salah satunya adalah pengembangan taman wisata bunga matahari yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat sekitar. Desa wisata ini terletak di desa Jangkaran yang berjarak 38 km ke arah barat dari Universitas Negeri Yogyakarta. Taman wisata bunga matahari adalah kawasan strategis yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (memberantas kemiskinan, mengatasi pengangguran) Pembangunan sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, (konservasi alam, lingkungan dan sumber daya) dan dukungan lingkungan. Permasalahan adanya pandemi COVID-19 membuat usaha wisata ini menjadi sepi dan cenderung ke arah gulung tikar. PkM Pengembangan Wilayah berusaha membantu masalah manajemen dan prosedur protokol kesehatan pada era COVID-19, pemenuhan sarana dan fasilitas pencegahan COVID-19 serta pembuatan website dengan fasilitas virtual reality sehingga mengurangi dan mencegah penyebaran COVID secara meluas. Serta akan menumbuhkan peningkatan kuantitas kunjungan khususnya wisatawan lokal Yogyakarta, dengan menambahkan fasilitas pendukung IT maka promosi secara virtual dapat dilakukan dengan kreatif dan efektif. Hasil menunjukkan penerapan teknologi pengairan tetes dalam yang menghemat air sehingga lebih efisien dalam perawatan yang dilakukan di taman bunga matahari. Hasil evaluasi yang dilakukan selama kurang lebih dua bulan menunjukkan penigkatan yang signifikan yaitu dari segi kuantitas pengunjung 57 orang per bulan menjadi 158 orang per bulan. Disimpulkan, dengan promosi yang efektif akan meningkatkan kuantitas pengunjung taman bunga matahari. Telah dilakukan pendampingan tentang peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat tanaman yang berdampak pada berkurangnya biaya perawatan taman bunga matahari.
Character Values in Saparan Bekakak Tradition as History Learning Resource Bahroni, Agung; Setiawan, Risky; Aria Yuliantri, Rhoma Dwi; Khoiriyah, Febriana; Fitrianti, Vionita Vara
Diakronika Vol 24 No 2 (2024): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/diakronika/vol24-iss2/428

Abstract

This research aims to analyze the character values in the Saparan Bekakak tradition to strengthen the character building of the Pancasila Student Profile through history learning in high school. This research uses a descriptive qualitative method with an ethnographic approach. Research data were obtained through observations, interviews, and literature studies. The results of the research that Saparan Bekakak is a tradition of slaughtering bekakak brides as a means of asking for safety. The character value of Saparan Bekakak reflects the character of the Pancasila Student Profile, namely (a) Believing and fearing God Almighty, (b) Global diversity, (c) Mutual cooperation, (d) Independence, (e) Critical thinking, and (f) Creative. The character values of the Saparan Bekakak tradition can be utilized as a source of learning history by integrating it with the Curriculum and Learning Outcomes, implementing conceptual history learning, making visits to the place of implementation of the Saparan Bekakak tradition, and digging up information through community leaders who are the perpetrators of the Saparan Bekakak tradition.