Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena kekerasan dalam pacaran di kalangan mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo, dengan pendekatan kualitatif menggunakan desain studi kasus. Fokus penelitian ini adalah menggali pengalaman individu terkait kekerasan dalam pacaran, mengidentifikasi gaya pacaran, serta menganalisis faktor-faktor penyebab, dampak, dan reaksi korban terhadap kekerasan tersebut. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Subjek penelitian dipilih melalui teknik purposive sampling, yaitu mahasiswi yang terlibat dalam hubungan pacaran dan mengalami kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa gaya pacaran yang berkontribusi pada munculnya kekerasan dalam hubungan, seperti gaya pacaran romantis tradisional, hubungan jarak jauh (LDR), serta gaya pacaran yang intens dan posesif. Gaya pacaran romantis tradisional menunjukkan perhatian dan komitmen, namun muncul ketegangan emosional yang berdampak pada konflik. Gaya pacaran jarak jauh (LDR) juga mengakibatkan kesalahpahaman dan kekerasan fisik akibat kurangnya komunikasi yang baik. Sementara itu, gaya pacaran yang intens dan posesif menampilkan kecenderungan kekerasan akibat rasa kepemilikan yang berlebihan. Penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa meskipun korban mengalami kekerasan fisik dan emosional, banyak yang memilih untuk bertahan dalam hubungan tersebut karena faktor rasa sayang, ketergantungan finansial, serta nilai yang diharapkan dari hubungan. Temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika kekerasan dalam pacaran dan memberikan pemahaman mengenai alasan-alasan di balik pilihan bertahan meskipun dalam hubungan yang tidak sehat.